StockReview.id – PT MNC Energy Investments Tbk (IATA) ditargetkan untuk menembus 10 juta MT dan akan terus meningkat seiring bertambahnya proven reserves hasil eksplorasi serta bertambahnya kontrak pembelian dengan para trader batu bara di masa depan.
“Hal tersebut tentunya akan membawa angin segar bagi performa bisnis Perseroan,” kata Corporate Secretary IATA, Andi Tenri Dala Fajar, dalam keterbukaan informasi di situs BEI, Jumat (18/11).
Tahun depan, IATA diperkirakan dapat memberikan kontribusi pendapatan sebesar Rp4,20 triliun atau mewakili 16,50% dari total pendapatan PT MNC Asia Holding Tbk (BHIT). “Prediksi ini membuat IATA menduduki posisi kedua setelah kontribusi bisnis Media & Entertainment MNC Group,” ujar Andi.
BHIT telah resmi memiliki 11.127.666.666 lembar saham atau setara dengan 44,09%. Hal ini berkaitan dengan berakhirnya periode Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD atau Rights Issue) IATA pada hari ini.
Aksi korporasi tersebut dilakukan untuk melunasi surat sanggup IATA yang diterbitkan kepada BHIT, dalam rangka pengambilalihan PT Bhakti Coal Resources (BCR), perusahaan induk dari delapan Izin Usaha Pertambangan (IUP) di Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, yang sebelumnya dimiliki Perseroan.
Pasca rights issue, kinerja IATA akan dikonsolidasikan ke dalam Perseroan, sekaligus mengukuhkan pilar bisnis keempat dari MNC Group, yang meliputi Media & Entertainment, Jasa Keuangan, Entertainment Hospitality, dan Energi.
Ke depannya, MNC Group meyakini kontribusi IATA yang akan menjadi salah satu pendorong pendapatan, EBITDA, dan laba bersih Perseroan. Wajah baru IATA, yang berhasil menajamkan fokus investasi di sektor energi, telah mengantongi cadangan batu bara sebanyak 332 juta MT.