StockReview.id – Harga Bitcoin (BTC) bertahan di kisaran US$60.000 meskipun ada kejutan dari laporan Indeks Harga Konsumen (CPI) Amerika Serikat yang mencatat inflasi lebih tinggi dari perkiraan pasar. Berdasarkan laporan terbaru, CPI bulan September tercatat naik 2,4%, sedikit di atas proyeksi pasar yang berada di angka 2,3%.
Data inflasi yang sedikit lebih tinggi ini sempat memicu kekhawatiran di pasar, terutama di tengah ekspektasi bahwa inflasi dapat membantu harga BTC melejit lebih tinggi. Meski demikian, BTC tetap stabil, menunjukkan ketahanan yang kuat dalam menghadapi sentimen inflasi.
Inflasi Tak Banyak Menggoyahkan Bitcoin
Kenaikan CPI sebesar 0,1% di atas perkiraan awal ini memang tergolong kecil namun tetap mengejutkan pasar yang sedang mencari tanda-tanda stabilisasi ekonomi. Namun, angka CPI kali ini justru lebih rendah dari inflasi Agustus yang berada di 2,5%, memberi indikasi adanya sedikit pelonggaran tekanan harga di tingkat konsumen.
Stabilitas harga Bitcoin di tengah lonjakan CPI menunjukkan bahwa investor kripto masih melihat BTC sebagai aset penyimpan nilai atau store of value yang dapat bertahan di tengah volatilitas ekonomi. Pasar aset kripto kini menantikan apakah inflasi ini akan berdampak pada ekosistem yang lebih luas atau jika BTC akan terus mengukuhkan perannya sebagai aset yang tangguh di tengah tekanan inflasi.
Pasar Masih Berfokus pada Perkembangan Selanjutnya
Kinerja stabil BTC juga menunjukkan antisipasi pasar terhadap potensi pergerakan lebih lanjut di pasar kripto, sembari mempertimbangkan pengaruh kebijakan moneter dari Federal Reserve terkait tingkat inflasi yang terus dipantau ketat.