Finansial

AXA Financial Indonesia cetak laba Rp22 miliar di semester I 2025

×

AXA Financial Indonesia cetak laba Rp22 miliar di semester I 2025

Sebarkan artikel ini

AXA Financial Indonesia cetak laba Rp22 miliar di semester I 2025 berkat pertumbuhan premi, efisiensi klaim, dan inovasi digital OCR untuk percepatan layanan.

StockReview.id – Setelah membukukan kerugian Rp36,82 miliar pada semester I 2024, PT AXA Financial Indonesia (AFI) berhasil mencatat laba komprehensif sebesar Rp22 miliar pada semester I 2025. Pemulihan ini didorong oleh pertumbuhan premi dan berkurangnya tekanan klaim, meskipun industri asuransi masih menghadapi tantangan struktural.

Presiden Direktur AFI, Niharika Yadav, menuturkan bahwa strategi memperkuat fondasi bisnis menjadi kunci kembalinya kinerja ke zona positif. “Kami melihat ketertarikan yang tinggi terhadap industri asuransi pasca-COVID. Jumlah agen kami tumbuh 33 persen,” ujarnya dalam paparan kinerja di Jakarta, 5 Agustus 2025.

Niharika menekankan pentingnya kualitas dan produktivitas agen. Tahun lalu, rasio agen aktif mencapai hampir 19 persen atau sekitar 1.000 agen dari total lebih dari 5.000 agen. “Ini menunjukkan bahwa agen kami benar-benar menjadikan asuransi sebagai profesi penuh waktu,” tambahnya.

Data perusahaan mencatat pendapatan premi mencapai Rp887 miliar hingga Juni 2025, tumbuh 18 persen secara tahunan. Sementara itu, pembayaran klaim turun 4 persen menjadi Rp396 miliar, mencerminkan stabilisasi beban klaim.

Direktur AFI, Bukit Rahardjo, menyebut laba ini mencerminkan efisiensi dan kepercayaan nasabah. Pertumbuhan premi didorong oleh penjualan baru dan premi lanjutan yang kuat. “Renewal premi ini cukup kuat, sehingga kita bisa mendapatkan 18 persen, ditambah peningkatan dari penjualan,” ujarnya.

AFI juga memetik hasil dari ekspansi geografis dan investasi digital, termasuk penerapan teknologi Optical Character Recognition (OCR) untuk mempercepat proses penerbitan polis baru. Teknologi ini mampu membaca dokumen PDF maupun tulisan tangan, sehingga mempercepat proses penerimaan bisnis baru secara signifikan.

Dari sisi manajemen risiko, tingkat solvabilitas (Risk-Based Capital/RBC) AFI tercatat sangat tinggi, yakni 742 persen secara konsolidasian, terdiri dari unit konvensional 729 persen dan unit syariah 5.156 persen, jauh di atas ketentuan regulator.