Market

SAPX SIapkan Right Issue 356,77 Juta Helai dengan Rasio 320:137

×

SAPX SIapkan Right Issue 356,77 Juta Helai dengan Rasio 320:137

Sebarkan artikel ini
Foto: Ilustrasi.

StockReview.id – Satria Antaran Prima (SAPX) bakal menggelar right issue maksimal 356.770.819 helai alias 356,77 juta eksemplar. Pengeluaran saham baru itu, setara maksimum 29,98 persen dari modal ditempatkan, dan disetor penuh setelah right issue. Penerbitan saham anyar tersebut dibalut dengan nilai nominal Rp100 per lembar.

Right issue itu akan menyasar investor tercatat dalam daftar pemegang saham perseroan pada 7 November 2023. Di mana, setiap pemilik 320 saham lawas akan memperoleh 137 hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD). Setiap satu HMETD memberi hak kepada pemegangnya untuk membeli satu saham baru sesuai dengan harga pelaksanaan.

Pemegang saham tidak mengeksekusi HMETD menjadi haknya akan mengalami dilusi kepemilikan maksimum 29,98 persen dari persentase kepemilikan semula. Dana hasil right issue setelah dikurangi biaya-biaya emisi, seluruhnya akan dipergunakan sebagai modal kerja perseroan.

Sekadar informasi, per 31 Juli 2023, laba neto tahun berjalan turun 45,36 persen atau sebesar Rp5,08 miliar menjadi Rp6,12 miliar. Penurunan terutama tersebab peningkatan beban langsung dibanding pendapatan. Di mana, pemicunya dari peningkatan beban sumber daya manusia, peningkatan beban angkutan darat, udara, dan peningkatan biaya bahan bakar minyak.

Pendapatan naik 0,55 persen atau sebesar Rp1,88 miliar menjadi Rp348,35 miliar. Itu dikontribusi daerah Jabodetabek. Pada kuartal I-2023, perseroan mengalami perbaikan cukup signifikan dari sisi harga rata-rata per kilogram akibat perubahan fokus bisnis ke arah konsumen lebih tidak sensitif terhadap harga. Selain itu, pada 2023, perseroan meningkatkan harga layanan jasa yang ditawarkan kepada konsumen.

Itu dipicu beberapa faktor makroekonomi seperti kenaikan harga bahan bakar minyak, kenaikan upah minimum regional, dan inflasi cenderung lebih tinggi daripada tahun-tahun sebelumnya. Peningkatan harga rata-rata per kilogram itu, berdampak negatif terhadap volume pengiriman, namun dapat diantisipasi dengan lebih banyak pengiriman dengan harga jauh lebih berkualitas dibanding periode 2022. (***)