StockReview.id – PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) menargetkan pertumbuhan produksi emas hingga 30% pada 2023. Target ini akan digapai dengan penguatan infrastruktur, opsi eksplorasi bawah tanah, hingga merambah bisnis baru.
Direktur Utama Archi Indonesia Rudy Suhendra mengatakan, perseroan sedang melakukan remediasi Pit Araren secara bertahap pasca bencana alam pada 2022 silam. Langkah ini menjadi salah satu fokus perseroan pada 2023, sehingga Pit Araren bisa beroperasi penuh.
“Pada Desember 2022, Pit Araren sudah berhasil diremediasi untuk tahap pertama, dimana operasional dari produksi sudah mulai kembali pada bulan November dan Desember. Proses remediasi akan berjalan bertahap dan akan kami tingkatkan dari sisi produksi agar Araren kembali normal seperti tahun sebelumnya,” jelas dia dalam paparan publik.
Selain itu, dia mengatakan, perseroan sedang mengembangkan downstream agar mencapai cita-cita sebagai perusahaan tambang emas yang fully integrated dari hulu ke hilir pertama di Indonesia. Target ini bisa digapai setelah launching refinery oleh anak usaha ARCI, yakni PT Elang Mulia Abadi Sempurna ( EMAS ) pada kuartal III-2023.
Dengan sumber daya yang sudah ada, Rudi mengungkapkan, perseroan terus eksplorasi untuk menemukan sumber emas baru maupun cadangan baru. Inisiasi yang dilakukan dengan membuka opsi eksplorasi bawah tanah/ underground . Perseroan akan melakukan pertmabangan open pit dan juga bawah tanah.
“Sebelumnya eksplorasi underground tak pernah terpikirkan oleh kami. Berdasarkan data yang kami punya potensinya sangat besar bagi ARCIke depan,”ujar dia.
Dia mengatakan, ARCI telah menyewa perusahaan kontraktor ternama agar proyek ini bisa segera dimulai pada akhir tahun 2023. Upaya Perseroan juga akan memperkuat infrastruktur pit dan juga pendukungnya, diantara pembelian 27 dump truck dan 5 excavator yang nantinya dapat memberikan kestabilan dari sisi kebutuhan yang diperlukan perseroan untuk open pit .
Guna mewujudkan target ini, dia mengatakan, ARCI telah merealisasikan belanja modal sekitar US$ 69,3 juta. Sebagian besar dana ini digunakan untuk infrastruktur pertambangan, pembangunan infrastruktur tailing storage facility, dan lainnya. Ke depan, perseroan berencana melakukan investasi belanja modal rata-rata untuk di tiga tahun ke depan berkisar US$ 73,0 juta.