StockReview.id – PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) kembali menggulirkan agenda Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) setelah gelaran sebelumnya tak memenuhi kuorum.
Upaya ini perlu diambil perseroan demi memuluskan rencana penambahan modal melalui skema private placement, dengan harapan dapat memenuhi ketentuan jumlah saham yang beredar atau free float yang disyaratkan Bursa Efek Indonesia (BEI).
Sesuai jadwal, RUPSLB kedua bakal digelar pada Kamis pekan depan (19/10/2023) pukul 14.00 WIB. Pemegang saham yang berhak hadir dalam rapat merupakan investor yang namanya tercatat paling lambat pada Rabu (11/10/2023).
“Perseroan akan menyelenggarakan rapat secara fisik dan/atau elektronik melalui aplikasi eASY.KSEI dengan mengacu pada pelaksanaan RUPS secara elektronik,” kata Corporate Affairs Head Bank CIMB Niaga Susiana Tanto dalam keterbukaan informasi BEI.
Bukan hal yang mudah bagi perseroan untuk mendapatkan izin pemegang saham. Pada gelaran RUPSLB sebelumnya, partisipasi kedatangan investor hanya mencapai 44,84 persen dari seluruh saham dengan hak suara yang sah.
Alhasil rencana yang sudah di depan mata, terpaksa sirna untuk sementara. Padahal kehadiran dan keputusan pemegang saham merupakan hal vital mengingat RUPS merupakan forum tertinggi dalam mengambil keputusan korporasi.
Pada pemanggilan rapat kedua ini, manajemen menegaskan bahwa rapat dapat dilangsungkan apabila dihadiri oleh para pemegang saham atau kuasanya yang sah yang mewakili lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah seluruh saham yang dikeluarkan perseroan.
“Keputusan rapat adalah sah jika disetujui lebih dari 1/2 bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara sah yang hadir dan/atau diwakili dalam rapat,” ujar manajemen.
Sebagai informasi Bank CIMB Niaga berencana melaksanakan private placement 10,59 juta saham baru biasa kelas B bernominal Rp50. Hajatan itu untuk memenuhi ketentuan saham free float atau jumlah minimum saham beredar investor publik 7,5 persen.
Tapi berdasarkan laporan registrasi bulanan efek, saham free float BNGA per 31 Juli 2023 adalah 1.673.352.883 saham atau setara 6,73 persen dari total saham tercatat. Artinya, perseroan wajib mencari sisa 0,77 persen untuk menggenapi ketentuan free float sebesar 7,5 persen.
Dalam keterangan sebelumnya, manajemen menyebut juga akan mengambil opsi untuk melepas saham treasuri dengan cara menjual atau mengalihkan. Saat ini perseroan memiliki 188.878.782 lembar saham treasuri atau setara 0,75 persen.
“Dengan selesainya pelaksanaan penjualan/pengalihan saham treasuri dan private placement, maka perseroan dapat memenuhi ketentuan minimal saham free float sebesar 7,5 persen,” tutur manajemen, Jumat (1/9/2023).