StockReview.id – PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) menargetkan kenaikan produksi minyak dan gas (produksi migas) hingga 15 persen pada 2023. Dengan begitu, perseroan berharap kinerja keuangan juga mampu terkerek.
“Kami menargetkan kenaikan produksi 10 persen hingga 15 persen, kombinasi dari minyak dan gas. Diharapkan dari kenaikan produksi migas bisa menaikkan penjualan dan laba bersih perseroan tahun depan,” ungkap Direktur Energi Mega Persada, Edoardus Ardianto dalam paparan publiknya pada pekan lalu.
ENRG menargetkan produksi minyak dan gas mencapai 40 ribu barel setara minyak per hari (barrel oil equivalent per day/BOEPD). Hingga kuartal III 2022, perseroan telah mencatatkan total produksi 39.237 BOEPD.
“Proyeksi target produksi tahun ini masih inline dengan target full year 2022. Kami targetkan sekitar 40 ribu-an BOEPD, gabungan antara minyak dan gas,” ujar Edoardus.
Adapun produksi minyak hingga September 2022 tercatat sebesar 5.148 BOEPD, sisanya 34.089 BOEPD merupakan jumlah produksi gas.
Penjualan minyak dan gas pada periode ini mencapai USD 344 juta. Terdiri dari penjualan minyak senilai USD 98 juta dengan harga penjualan rata-rata USD 86,49 per barel. Sedangkan penjualan gas tercatat sebesar USD 246 juta dengan harga rata-rata USD 6,16 per MMBTU.
“Mengingat masih terjadi situasi geopolitik dan krisis energi di Eropa, kami harapkan harga minyak masih bisa stabil untuk beberapa tahun ke depan. Terutama untuk gas mengingat produksi perseroan didominasi oleh gas,” ujar dia.
ENRG atau EMP menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar USD 150 juta atau sekitar Rp 2,35 triliun (kurs Rp 15.670 per USD).
Mayoritas belanja modal akan dialokasikan untuk pengembangan blok-blok eksisting. “Capex 2023 sekitar USD 150 juta, dominan akan dipakai untuk pengembangan blok-blok yang saat ini sudah ada di perseroan. Termasuk Malacca Strait, Bentu, Blok B, Tonga, South CPP, dan Sengkang,” kata Edoardus,
Edoardus menambahkan, perseroan telah mempersiapkan rencana pengembangan pada 2023. Termasuk melakukan drilling dari sumur-sumur eksplorasi dan sumur-sumur pengembangan untuk meningkatkan cadangan dan produksi perseroan tahun depan.
Adapun hingga September 2022, perseroan telah merealisasikan sekitar USD 81 juta atau 81 persen dari belanja modal yang disiapkan untuk tahun ini.
“Capex tahun ini USD 100 juta. Per September 2022, realisasinya sudah mencapai 81 persen dari apa yang dianggarkan perseroan,” kata dia.
Pada sisa tahun ini, perseroan akan melanjutkan pengembangan di blok Malacca Strait, blok Bentu, dan blok ‘B’ dengan melakukan pengeboran dua sumur eksplorasi serta enam sumur pengembangan. Perseroan memiliki komitmen kontrak penjualan dengan perusahaan berskala besar untuk masing-masing blok yang saat ini dikelola EMP.