StockReview.id – Foxconn, raksasa teknologi Taiwan, melaporkan laba kuartal ketiga sebesar US$1,5 miliar pada Kamis.
Keuntungan bersih ini melampaui ekspektasi, berkat permintaan tinggi untuk server AI, menurut Foxconn.
Foxconn, dikenal juga sebagai Hon Hai Precision Industry, merupakan produsen elektronik kontrak terbesar dunia.
Perusahaan ini merakit perangkat untuk berbagai raksasa teknologi, termasuk iPhone Apple.
Baca Juga: Penurunan Saham Teknologi Guncang Pasar Wall Street
Foxconn kini memperluas bisnisnya ke kendaraan listrik, semikonduktor, dan server.
Laba bersih untuk tiga bulan hingga September naik 14 persen dari tahun sebelumnya.
Pencapaian laba ini juga melampaui proyeksi analis yang berdasarkan survei Bloomberg sebesar NT$45,9 miliar.
Pendapatan Foxconn pada periode ini meningkat 20 persen menjadi NT$1,9 triliun.
Peningkatan ini menandai pertumbuhan laba kuartal kelima Foxconn secara berturut-turut.
Ketua Foxconn, Young Liu, mengatakan pendapatan dari server AI lebih dari dua kali lipat tahun ini.
Saat ini, server menyumbang lebih dari 40 persen total pendapatan Foxconn, kata Liu.
“Mengenai prospek setahun penuh, kami optimis dengan visibilitas yang lebih baik,” ujar Liu.
Namun, Liu juga memperingatkan ketidakpastian ekonomi dan geopolitik dapat menurunkan permintaan produk.
Foxconn telah berinvestasi besar-besaran dalam pasar teknologi AI, termasuk bisnis server AI.
Foxconn mengantisipasi “pertumbuhan pesat” dalam bisnis server AI pada 2025, menurut Liu.
AI akan melebihi 50 persen pendapatan server Foxconn dan menjadi penggerak utama perusahaan.
“2025 akan menjadi tahun AI,” tambah Liu, optimis akan fase pertumbuhan baru perusahaan.
Foxconn menegaskan posisinya bukan hanya sebagai pemasok, tetapi juga pengguna AI.
Foxconn membangun pusat komputasi super dengan teknologi canggih untuk memperkuat bisnis AI-nya.
Perusahaan mengumumkan pembangunan pabrik besar di Meksiko untuk produksi chip AI Nvidia.
Sebagian besar operasi Foxconn berpusat di Tiongkok, dengan lebih dari satu juta pekerja.
Namun, Foxconn kini mendiversifikasi rantai pasokannya untuk menghindari risiko ketegangan AS-Tiongkok.
Donald Trump, presiden terpilih AS, berjanji akan bersikap lebih tegas terhadap Tiongkok.
Foxconn akan menyesuaikan arah dan kecepatan investasinya sesuai perubahan kebijakan AS.
Bulan lalu, pemerintah Tiongkok menyelidiki empat pekerja Foxconn atas dugaan penyuapan.
Taiwan melaporkan bahwa keempat pekerja tersebut ditahan dalam kondisi yang dianggap “aneh”.