StockReview.id – Optimisme terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kian menguat menjelang Tahun Ular Kayu. Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, memperkirakan IHSG berpotensi menembus level 8.000 pada tahun ini. Sentimen positif dari stabilitas ekonomi domestik dan kebijakan pemerintah yang mendukung investasi menjadi pendorong utama pergerakan pasar modal Indonesia.
“Prospek IHSG di Tahun Ular Kayu ini sangat menarik. Target kami untuk 2025 berada di level 8.000,” ujar Nafan kepada Bisnis, Jumat (24/1/2025). Meskipun kinerja IHSG pada 2024 kurang menggembirakan, kondisi ini bisa menjadi pijakan untuk kenaikan lebih lanjut. Dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,1% dari IMF dan Bank Dunia, optimisme pelaku pasar semakin meningkat.
Sektor-Sektor Saham Potensial
Investor disarankan untuk tetap selektif dalam memilih saham. Saham berbasis konsumsi seperti ACES, MYOR, SIDO, dan ICBP masih menjadi pilihan utama karena konsumsi domestik yang kuat. Sementara itu, saham sektor energi dan komoditas seperti ADRO, PTBA, ANTM, dan ELSA menawarkan peluang cuan seiring stabilitas harga global.
Sektor perbankan juga menarik perhatian dengan rekomendasi saham BBCA, BBRI, BMRI, dan BBNI, yang diuntungkan oleh potensi penurunan suku bunga. Saham di sektor telekomunikasi dan industri seperti TLKM, TPIA, dan TKIM turut menjadi opsi yang patut dipertimbangkan.
Tantangan dan Peluang di Tahun 2025
Investment Analyst Infovesta Utama, Ekky Topan, menilai pasar modal tetap menghadapi berbagai tantangan, terutama dari ketidakpastian ekonomi global, perang dagang, serta perlambatan ekonomi China. Namun, kondisi ini juga membuka peluang dengan valuasi saham blue-chip yang semakin menarik.
Menurut Ekky, sektor perbankan tetap menjadi barometer utama IHSG, terutama dengan saham BBRI dan BMRI yang berpotensi mendapatkan keuntungan dari suku bunga rendah. Sektor properti, yang didukung oleh potensi peningkatan permintaan KPR, juga memiliki prospek cerah dengan saham unggulan seperti PWON dan SMRA. Tak ketinggalan, sektor konsumsi dengan JPFA dan MYOR menjadi fokus utama karena kebijakan pemerintah yang mendukung daya beli masyarakat.
Pada sektor energi, saham batu bara seperti PTBA dan AADI memiliki prospek menarik berkat harga komoditas yang masih stabil di level tinggi. Ekky menyarankan investor untuk melakukan diversifikasi sektor guna memanfaatkan peluang terbaik di tengah tantangan ekonomi global dan domestik.
“Tahun Ular Kayu ini, meskipun penuh tantangan, bisa menjadi tahun yang menjanjikan bagi investor yang cermat membaca peluang,” tutup Ekky.