VAST sendiri merupakan emiten yang bergerak di sektor pergudangan yang dianggap mampu bertahan dengan baik saat melewati pandemi.
Dalam rilis pers-nya, VAST menyebutkan, dalam proses IPO, perseroan menyampaikan total pemesanan senilai lebih dari Rp1, 2 trilliun dari investor, baik institusi maupun ritel yang berstatus lokal maupun internasional.
“Ke depan, manajemen juga masih sangat bullish terhadap kinerja perseroan serta prospek sektor pergudangan Indonesia,” tulis perseroan dalam siaran pers Rabu (08/2).
Perseroan ini menjalankan usaha dengan konsep gudang built-to-suit yang bersifat kontrak jangka panjang (5-10 tahun), dan gudang general warehouse (kontrak 1-3 tahun).
Hal ini menghasilkan kekebalan terhadap kinerja perseroan pada saat masa pandemi, dengan adanya perkembangan Pendapatan dari Rp17 Milyar di tahun 2019, Rp19 Milyar di tahun 2020 dan Rp22 Milyar di tahun 2021.
Net Leasable Area (NLA) Perseroan per September 2022 adalah sekitar 70.000 m2, di mana 44.000 m2 adalah gudang built-to-suit. Dengan tingkat occupancy yang sudah mencapai 96.65 persen pada September 2022, Perseroan mentargetkan penambahan NLA sebesar 7.700 m2 dan landbank sebesar 7.900 m2 setelah penawaran umum.
Dalam aksi korporasinya, VAST akan melepas 650 juta saham baru atas nama, setara dengan 21 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Setiap 1 saham VAST dihargai Rp108 sehingga pendanaan yang diperoleh mencapai Rp70,2 miliar.
Lebih lanjut, manajemen perseroan menambahkan, melihat antusiasme investor yang tinggi, ke depan, aksi korporasi perseroan tidak hanya akan berhenti di penawaran perdana saja dan manajemen akan selalu mengedepankan sistem tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) dalam menjalankan perseroan.