StockReview.id – Mitsubisi resmi menjual mobil listrik niaga L100 EV untuk pasar otomotif Indonesia. Hal ini dilakukan setelah melakukan pengujian bersama beberapa pihak, salah satunya adalah PT Pos Indonesia.

Director of Production PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) Hikaru Mii mengatakan, calon pelanggan tidak perlu khawatir dengan kendaraan listrik niaga ini, terutama pada baterai.

Dijelaskan oleh Mii, apabila baterai mengalami kerusakan atau kemampuannya mulai menurun, maka akan diganti oleh perusahaan. Namun, akan dilihat terlebih dahulu penyebab kerusakan yang dialami oleh baterai tersebut.

“Semua konsumen perlu percaya diri dengan produk mobil Listrik, saat konsumen tahu ada kerusakan baterai, kami siap mengganti baterai. Nanti kami akan memberikan panduan penjelasan buat customer,” kata Mii di IIMS 2024, Jakarta, belum lama ini.

 

“Jadi garansinya itu termasuk pergantian baterai tentunya dengan syarat dan ketentuan yang berlaku. Harus dicek baterainya, tapi kalo ada kerusakan akan kami ganti,” sambungnya.

Sebagai informasi, baterai L100 EV digaransi selama delapan tahun atau 160.000 kilometer (mana lebih dulu tercapai). Hal ini merupakan komitmen Mitsubishi dalam memberikan kenyamanan kepada calon konsumen mereka.

Selain itu, Mii juga mengatakan penggunaan kendaraan niaga ringan berbasis listrik ini lebih mudah. Seperti pada peluncuran Outlander PHEV, telah disediakan pula fasilitas quick charging di Jakarta dan Bali.

“Beberapa diler memang menyediakan quick charging. Untuk pengisian daya arus AC bisa dari rumah, sementara untuk arus DC di dealer dan mall seperti Plaza Senayan (area Jakarta) Untuk pelanggan juga ada layanan untuk menginstalasi charging,” ujarnya.

Selain itu, Hikaru Mii mengatakan bahwa biaya operasional mobil listrik L100 EV lebih rendah dibandingkan kendaraan konvensional. Bahkan, bisa lebih dari 70 persen dibandingkan dengan yang ada saat ini.

“Biaya operasional Mitsubishi L100 EV jauh lebih ringan dibanding mobil ICE baik itu dari segi pajak dan bahan bakarnya. Misalnya untuk listrik itu sekitar Rp300 untuk per km, kemudian pajak Rp1 juta per tahun, dan maintenance cost sekitar Rp4 juta setahun,” ucap Mii.

“Kira-kira itu 70 persen lebih murah daripada ICE mulai dari pajak, bahan bakar, maintenance,” lanjutnya.