StockReview.id – PT Kian Santang Muliatama Tbk. (RGAS), emiten yang bergerak dalam perdagangan besar mesin, peralatan, dan perlengkapan lainnya, serta instalasi mekanikal dan energi, telah melaporkan realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum perdana saham (IPO) yang dilakukan pada akhir tahun lalu.
Dalam keterangan resmi yang disampaikan pada Senin (13/1), Direktur Utama RGAS, Edy Nurhamid Amin, mengungkapkan bahwa perusahaan berhasil mengumpulkan dana IPO sebesar Rp40,10 miliar pada 8 November 2023. Setelah dikurangi dengan biaya sebesar Rp4,9 miliar, dana bersih yang diterima perusahaan mencapai Rp35,19 miliar.
Penggunaan Dana IPO untuk Ekspansi dan Akuisisi
Sebagian besar dana IPO telah digunakan untuk berbagai kegiatan ekspansi dan akuisisi. Dari total dana yang terkumpul, sekitar Rp11,6 miliar digunakan untuk akuisisi 99% saham PT Kian Santang serta modal kerja sebesar Rp500 juta. Selain itu, RGAS juga mengalokasikan dana sebesar Rp4,31 miliar untuk akuisisi 99% saham PT Karya Instrumindo Simpati dan Rp2 miliar untuk modal kerja PT Karya Instrumindo Simpati.
Selain itu, perusahaan ini juga merealisasikan Rp9,63 miliar untuk akuisisi merek Ergas dan Kians di PT Ergas Kians Ikonig. Sebagian dana, yaitu Rp7,06 miliar, digunakan untuk pembelian persediaan serta biaya operasional perusahaan.
Dengan demikian, total dana IPO yang sudah terealisasi hingga akhir 2024 mencapai Rp30,11 miliar, sementara sisa dana sebesar Rp10,88 juta masih tersimpan di Bank Syariah Indonesia dalam bentuk giro dengan bunga 0,04%.
IPO yang Berhasil Terkumpul Rp40,10 Miliar
Sebagai informasi, PT Kian Santang Muliatama Tbk. (RGAS) resmi mencatatkan saham perdananya pada 8 November 2023, dengan menawarkan sebanyak 334.200.000 saham kepada publik dengan harga penawaran Rp120 per saham. Dari penawaran ini, perusahaan berhasil mengumpulkan dana IPO sebesar Rp40,10 miliar, yang sebagian besar telah digunakan untuk pengembangan perusahaan melalui akuisisi dan kegiatan operasional lainnya.
Dengan pencapaian ini, RGAS menunjukkan komitmennya untuk memperkuat posisi perusahaan melalui ekspansi dan pengembangan bisnis yang lebih besar, sementara sisanya masih terus dikelola secara hati-hati untuk mendukung kebutuhan operasional yang akan datang.