Market

Laba Victoria Care (VICI) Terbang 224% ke Rp88,95 M

×

Laba Victoria Care (VICI) Terbang 224% ke Rp88,95 M

Sebarkan artikel ini
Foto: Ilustrasi.

StockReview.id – Victoria Care Indonesia (VICI), sepanjang enam bulan pertama tahun 2023 berhasil membukukan laba periode berjalan senilai Rp88,95 miliar atau tumbuh 224,98 persen dibandingkan periode Juni 2022 yang hanya Rp27,37 miliar.

Merujuk data laporan keuangan perseroan yang di kutip, Rabu (2/8/2023), VICI meraih pendapatan bersih sebesar Rp654,9 miliar pada semester I 2023. Nilainya meningkat 46,73 persen year-on-year (yoy) dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp446,31 miliar.

Secara kontribusi, penjualan produk di pasar lokal masih mendominasi, sebagian besar berada di Pulau Jawa. Sementara penjualan di luar Jawa tercatat mencapai Rp246,10 miliar. Adapun penjualan ekspor VICI sebanyak Rp3,05 miliar.

Segmen personal care dan antiseptics memberikan kontribusi penjualan sebesar Rp236,19 miliar, disusul hair care sebanyak Rp229,42 miliar. Adapun produk lainnya menyumbang pemasukan senilai Rp573 juta.

Dengan kondisi tersebut, laba per saham dasar VICI ikut terdongkrak menjadi Rp13,26 per saham, dari semula Rp4,08 per saham.

Direktur Utama VICI, Billy Hartono Salim, mengonfirmasi peningkatan pendapatan salah satunya dipicu oleh tingginya penjualan online. Monetisasi dari platform digital membuat sektor penjualan online berkontribusi sebesar 23 persen dari total pendapatan.

“Perseroan tak hanya memanfaatkan platform digital sebagai tempat berjualan, tapi juga sarana branding untuk meningkatkan viralitas produk dan juga permintaan,” kata Billy, Selasa (1/8/2023).

Dari sisi neraca, jumlah aset VICI meningkat 1,18 persen mencapai Rp1,16 triliun. Jumlah utang (liabilitas) berkurang 10,9 persen menjadi Rp311,47 miliar, sedangkan modal bersih (ekuitas) melonjak 6 persen mencapai Rp853,05 miliar.

Hingga akhir Juni 2023, VICI menggenggam kas dan setara kas negatif sebesar Rp44,84 miliar. Jumlah ini melandai dari akhir tahun lalu sebesar minus Rp64,87 miliar. Kas negatif terjadi ketika arus kas keluar perusahaan lebih besar daripada arus kas masuk yang didapatkan. (***)