StockReview.id – PT Indika Energy Tbk (INDY) membukukan laba bersih sebesar USD452,67 juta atau Rp6,73 triliun sepanjang 2022. Angka ini melesat hingga 684,26% dari 2021 yang sebesar USD57,71 juta.
Pendapatan perseroan juga naik 41,24% menjadi USD4,33 miliar atau Rp64,50 triliun, dari sebelumnya sebesar USD3,06 miliar. Pendapatan segmen jasa energi tercatat sebesar USD412,40 juta atau Rp6,13 triliun, pendapatan logistik dan infrastruktur tercatat sebesar USD34,57 juta atau Rp514,44 miliar, segmen bisnis mineral mengantongi pendapatan sebesar USD9,80 juta atau Rp145,86 miliar.
Berdasarkan segmen operasinya, pendapatan sumber daya energi mendominasi dengan kontribusi sebesar USD3,86 miliar atau Rp57,44 triliun. Sementara itu, segmen bisnis hijau mencatatkan pendapatan sebesar USD9,57 juta atau Rp142,41 miliar, serta segmen ventura digital tercatat sebesar USD8,27 juta atau Rp123,20 miliar.
Hingga akhir Desember 2022, total nilai aset INDY turun 2,64% menjadi USD3,59 miliar atau Rp53,47 triliun, dibandingkan posisi akhir Desember 2021 yang sebesar USD3,69 miliar. Liabilitas perseroan tercatat sebesar USD2,25 miliar dan ekuitas sebesar USD1,34 miliar.
Beban pokok kontrak dan penjualan INDY tercatat sebesar USD2,88 miliar atau Rp42,91 triliun, naik dari sebelumnya USD2,51 miliar. Adapun, beban penjualan, umum dan administrasi tercatat sebesar USD240,72 juta atau Rp3,58 triliun.
Perseroan saat ini tengah fokus menjalani bisnis di bidang energi baru dan terbarukan (EBT). Pada akhir September 2022 lalu, INDY melalui anak usahanya yakni, PT Mitra Motor Group (MMG) telah mendirikan perusahaan patungan atau joint venture dengan Foxteq Singapore Pte. Ltd. yang diberi nama PT Foxconn Indika Motor (FIM).