StockReview.id – PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) akan menambah jumlah menara dan cakupan serat optik (fiber optic) di tahun ini.
Perusahaan yang kerap disebut dengan Mitratel ini telah menganggarkan belanja modal alias capital expenditure (capex) sebesar Rp 7 triliun untuk rencana tersebut.
Rencana tersebut diharapkan bisa mengerek pendapatan sebesar 11% dan EBITDA naik 11% di tahun ini. Di tahun lalu, pendapatan MTEL mencapai Rp 7,73 triliun dengan EBITDA sebesar Rp 6,14 triliun. Ini artinya, pendapatan MTEL bisa mencapai Rp 8,58 triliun dengan EBITDA Rp 6,82 triliun.
Dana tersebut akan digunakan emiten berkode saham MTEL untuk menambah 4.000 tenant yang dilakukan secara organik dan mengakuisisi sebanyak 1.500 tenant. Tak hanya itu, perusahaan ini juga akan membangun 13.000 km jaringan fiber optic.”Kami percaya diri bisa mewujudkan target kinerja tersebut setelah melihat kekuatan finansial yang kami miliki,” terang Direktur Utama Dayamitra Telekomunikasi, Theodorus Ardi Hartoko.
Mitratel juga masih memiliki net debt to EBITDA cukup kecil yakni 1,46 kali lebih rendah dibandingkan dengan covenant bank di 5 kali. Hingga akhir Desember 2022, Mitratel memang masih memiliki kas setara kas sebesar Rp 6,34 triliun.
“Debt to equity kami masih di 0,45 kali dengan debt to EBITDA di 2,49 kali. Jadi kami masih sangat leluasa jika ingin menambah pendanaan secara eksternal,” jelas Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Dayamitra Telekomunikasi Ian Sigit Kurniawan.
Meski begitu ke depan, Mitratel mengaku akan mengutamakan penggunaan sisa dana IPO Rp 4 triliun untuk anggaran belanja modal. Perusahaan ini juga akan menggunakan kas hasil kinerja sebagai sumber belanja modal. Di akhir 2022, recurring free cash flow Rp 3,85 triliun, angka ini bertambah dari tahun 2021 sebesar Rp 3,11 triliun.
Tak hanya dari sisi pendanaan yang kuat, Mitratel mengaku memiliki kemampuan dan sumberdaya yang cukup kuat dibanding pesaingnya. Pada tahun lalu Mitratel mencatatkan pertumbuhan jumlah menara dan tenant hasil dari pertumbuhan organik dan akuisisi.
Jumlah menara Mitratel misalnya bertambah sebanyak 25,6% menjadi 35.418 menara. Kolokasi naik menjadi 16.588 dari sebelumnya 14.388. Sedangkan jumlah tenant juga bertambah menjadi 52.006 dari sebelumnya di 2021 sebanyak 42.594 tenant.
Efeknya rasio tenant MTEL masih sangat luas yakni dari 1,51 kali di 2021 menjadi 1,47 kali di 2022.
Dia merinci dari total menara 20.654 menara berada di luar Jawa dengan rasio tenant 1,38 kali. Sementara jaringan menara di Jawa sebanyak 14.764 menara dengan rasio tenant 1,6 kali.