
Foto: Ilustrasi perumahan.
StockReview.id – Direktur Keuangan dan Operasional PT Sarana Multigriya Finansial, (SMF) menyatakan sepanjang tahun 2022 telah menyalurkan pinjaman senilai Rp11,29 triliun atau naik dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp8,82 triliun.
”Total penyaluran tersebut melalui program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan senilai Rp6 triliun dan pinjaman komersial Rp5,29 triliun,” jelasnya ketika paparan kinerja, Selasa (7/3/2023).
Bonai melanjutkan bahwa pada tahun ini SMF juga berhasil merealisasikan sekuritisasi bersama dengan BTN senilai Rp500 Miliar.
Kemudian juga realisasi pendanaan senilai Rp3,9 triliun yang diperoleh melalui penerbitan surat utang maupun pendanaan lain.
Adapun demikian, terkait kinerja keuangan, pada tahun 2022 aset SMF tercatat mencapai Rp32,95 Triliun atau menurun sekitar Rp700 Miliar dibanding tahun 2021.
Dengan penerbitan pendanaan senilai Rp3,9 triliun pada akhir 2022 lalu, liabilitas SMF tercatat sebesar Rp16,6 Triliun sementara ekuitas meningkat menjadi Rp16,32 Triliun.
Untuk pendapatan SMF ditahun 2022 mencapai Rp 1,8 triliun, sedangkan laba bersih senilai Rp418 miliar.
”Pnedapatan menurun kurang lebih Rp500 miliar sementara laba bersih menurun kurang lebih Rp42 Miliar,” jelasnya.
Disepanjang 2022, SMF juga tercatat berhasil membiayai kepemilikan 226 ribu unit rumah FLPP yang tercatat melampaui target pemerintah yakni sebesar 200 ribu unit rumah.
Terkait penerbitan surat utang korporasi sebagai sumber pendanaan, selama tahun 2022, SMF telah menerbitkan obligasi sebesar Rp3 triliun melalui penerbitan Obligasi PUB VI Tahap III.
Sampai dengan akhir tahun 2022, posisi (outstanding) surat utang SMF mencapai Rp12,80 triliun dan (oustanding) pendanaan jangka panjang dari bank sebesar Rp3,2 triliun.
Perseroan telah aktif menerbitkan surat utang sejak tahun 2009. Hingga akhir 2022, Perseroan sudah menerbitkan 51 kali penerbitan dengan jumlah Rp50,42 triliun, terdiri dari 38 kali penerbitan Obligasi dan Sukuk Mudharabah (penawaran umum) sebesar Rp45,63 triliun, 12 kali Medium Term Notes (penawaran terbatas) sebesar Rp4,67 triliun, dan 1 kali penerbitan Surat Berharga komersial sebesar Rp120 miliar.