Foto: Ilustrasi.

StockReview.id – PT Bintang Mitra Semestaraya Tbk (BMSR) mengaku masih akan menghadapi beberapa tantangan bisnis pada tahun 2024. Untuk itu, Perseroan bakal menerapkan beberapa strategi untuk meningkatkan kinerja operasional dan keuangannya.

Adapun strategi atau Langkah yang akan dilakukan perseroan antara lain, tetap memelihara hubungan dagang dengan pelanggan yang ada dan melakukan pendekatan/membina hubungan dengan pelanggan potensial lainnya.

Selain itu, Perseroan juga akan menjaga stabilitas pasokan yang berkesinambungan (reliable supply) kepada para pelanggan dengan cara memberikan pelayanan dan pengiriman yang tepat waktu kepada pelanggan (on time delivery).

Kemudian, Perseroan akan memberikan harga yang cukup bersaing (competitive price) di pasar. Langkah selanjutnya yang akan dilakukan perseroan yaitu efisiensi atas biaya operasional.

Sebagai informasi, Perseroan membukukan laba usaha konsolidasian sebesar Rp 26,4 milyar per 31 Maret 2024. Laba usaha konsolidasian Perseroan mengalami penurunan sebesar Rp 6,51 milyar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan laba usaha konsolidasian Perseroan disebabkan oleh penurunan volume penjualan dan harga jual produk kimia.

Alhasil, Laba bersih konsolidasian di tahun 2024 mengalami kenaikan sebesar 4.86% menjadi Rp 22,9 milyar, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 21,9 milyar. Kenaikan tersebut disebabkan oleh peningkatan margin penjualan produk kimiadan laba investasi pada entitas anak.

Jumlah Aset Konsolidasian Perseroan pada tanggal 31 Maret 2024 sebesar Rp 1,646 triliun, sedangkan jumlah aset konsolidasian Perseroan pada tanggal 31 Desember 2023 sebesar Rp 1,551 triliun, mengalami kenaikan 6,12% atau sebesar Rp 95 milyar dan jumlah kewajiban konsolidasian Perseroan pada tanggal 31 Maret 2024 tercatat sebesar Rp. 818 milyar atau naik sebesar Rp. 96 milyar dibandingkan 31 Desember 2023 yang tercatat sebesar Rp. 722 milyar.

Jumlah ekuitas bersih konsolidasian Perseroan pada tanggal 31 Maret 2024 adalah sebesar Rp 828 milyar, mengalami penurunan sebesar Rp 1 milyar dibandingkan 31 Desember 2023 yang mencatat jumlah ekuitas bersih konsolidasian sebesar Rp 829 milyar. Penurunan ekuitas bersih konsolidasian Perseroan terutama disebabkan oleh peningkatan kerugian yang belum direalisasi atas efek yang tersedia dijual (investasi jangka pendek).