StockReview.id – PT Indonesia Fibreboard Industry Tbk (IFII) mengatakan, prospek bisnis di tahun 2024 diprediksi masih mengalami perlambatan pertumbuhan karena kondisi global yang masih dipenuhi dengan ketidakpastian.
Sekretaris Perusahaan Indonesia Fibreboard Industry Evan Kristian menyampaikan, permintaan dari Jepang masih memperlihatkan kondisi pasar yang lesu di mana terjadi perlambatan pertumbuhan permintaan yang karena kondisi perekonomian di Negeri Sakura tersebut Namun, permintaan untuk produk MDF (Medium Density Fiberboard) di kawasan Timur Tengah masih tetap stabil dan cenderung terus meningkat.
“Perusahaan memproyeksikan target pertumbuhan moderat sejalan dengan perkiraan pertumbuhan ekonomi dan pertimbangan keadaan global saat ini. Perseroan berusaha agar penjualan dan laba bersih di tahun ini tetap mengalami pertumbuhan yang positif dibandingkan tahun lalu,” kata Evan.
Evan menyampaikan, salah satu faktor pendorong utama kinerja tahun ini adalah seiring dengan bertambahnya kapasitas produksi sehubungan dengan fasilitas produksi tambahan MDF Line 2 yang sudah mulai berproduksi secara komersial sejak bulan April 2023
“Perusahaan optimistis penjualan dan laba bersih akan mengalami pertumbuhan dari pencapaian tahun 2023 lalu,” ucapnya.
IFII memperkirakan, alokasi belanja modal alias capital expenditure (capex) sebesar Rp 50 miliar di tahun ini. Adapun alokasinya untuk maintenance sparepart mesin, penambahan bangunan, kendaraan, alat berat, dan pembelian unit kantor baru untuk kantor pusat.
Evan menambahkan, perseroan berfokus pada peningkatan volume produksi untuk pasar ekspor di negara-negara kawasan Timur Tengah yang selama ini tidak bisa dipenuhi karena keterbatasan kapasitas produksi.
Ia menjelaskan, meskipun margin penjualan ekspor ke negara-negara kawasan Timur Tengah lebih rendah daripada negara Jepang ataupun negara lainnya, namun diharapkan jumlah volume penjualan yang lebih tinggi dapat menutupi kehilangan margin penjualan dari negara-negara tujuan ekspor perseroan yang menurun.
Selain itu, IFII terus berupaya untuk memperluas pasar negara tujuan ekspor namun tetap memperhatikan keuntungan margin penjualan yang didapatkan dari permintaan volume dan harga penjualan.
“Saat ini pasar Timur Tengah masih merupakan pasar potensial utama di mana sebelumnya kami tidak bisa memenuhi permintaan mereka karena keterbatasan kapasitas produksi. Tidak menutup kemungkinan untuk memperluas pasar ke kawasan negara lainnya seperti Amerika Serikat, Afrika dan Eropa,” ujarnya.
Evan menambahkan, dalam menghadapi kondisi global saat ini perseroan berusaha mengambil langkah-langkah antisipasi dengan terus menganalisis dampak terhadap margin perseroan secara keseluruhan.