Market

Wijaya Cahaya Timber Bidik Dana IPO hingga Rp44,25 Miliar

×

Wijaya Cahaya Timber Bidik Dana IPO hingga Rp44,25 Miliar

Sebarkan artikel ini

StockReview.id – PT Wijaya Cahaya Timber Tbk akan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) awal Februari mendatang. Produsen kayu lapis ini menawarkan sebanyak 375 juta saham atau 20,00% dari total modal ditempatkan dan disetor perseroan.

Dalam prospektus yang dirilis, harga penawaran awal yang ditetapkan perseroan sebesar Rp100-Rp108 per saham. Melalui penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) ini, perseroan mengincar dana segar sebesar Rp40,50 miliar hingga Rp44,25 miliar.

Perusahaan yang akan melantai dengan kode FWCT akan menggunakan sekitar 79% dari dana hasil IPO untuk belanja modal berupa pembelian mesin-mesin produksi utama, seperti rotary barker, spindle-less, continuous dryer, press dryer, glue spreader, cold press, hot press, panel saw, sander calibrating dan sander finishing.

Terkait pembelian mesin-mesin produksi tersebut, perseroan telah menandatangani surat penawaran dari Linyi Free Trade Zone Jincan Supply Chain Co Ltd, Fuzhou Mutian Import & Export Co Ltd, Shandong Beautiful Machinery Co Ltd pada 3 Januari 2023 lalu.

Adapun, perseroan berencana untuk melakukan pembelian atas masing-masing mesin produksi utama tersebut segera setelah diperolehnya dana hasil penawaran umum atau selambat-lambatnya kuartal pertama tahun 2023.

Selanjutnya, sekitar 16% dari dana hasil IPO akan digunakan untuk belanja modal berupa pembelian mesin-mesin produksi pendukung seperti boiler, forklift dan knife grinder.

Dalam hal ini, perseroan juga telah menandatangani surat penawaran dari Fuzhou Mutian Import & Export Co Ltd, Linyi Free Trade Zone Jincan Supply Co Ltd, dan PT Traktor Nusantara pada 3 Januari 2023, dan berencana untuk melakukan pembelian atas masing-masing mesin produksi pendukung tersebut segera setelah diperolehnya dana hasil penawaran umum atau selambat-lambatnya kuartal pertama tahun 2023.

“Alasan pembelian baik untuk mesin-mesin produksi utama dan produksi pendukung tersebut adalah untuk meningkatkan kapasitas produksi perseroan, sehubungan dengan akan terpenuhinya titik utilisasi dari masing-masing mesin yang dimiliki perseroan saat ini,” demikian tertulis dalam prospektus di Keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) dikutip Selasa (10/1).