Ekonomi

Kemendag: Harga Referensi CPO Maret Naik Jadi USD 889,77/MT

×

Kemendag: Harga Referensi CPO Maret Naik Jadi USD 889,77/MT

Sebarkan artikel ini

StockReview.id – Kementerian Perdagangan (Kemendag) menetapkan Harga Referensi (HR) produk minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) periode 1–15 Maret 2023 naik jadi USD 889,77/Metric Ton (MT).

Harga tersebut untuk penetapan bea keluar (BK) dan tarif Badan Layanan Umum Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BLU BPDP-KS) atau biasa dikenal sebagai Pungutan Ekspor (PE)

Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Budi Santoso mengatakan, nilai ini meningkat sebesar USD 9,74 atau 1,11 persen dari HR CPO periode 16–28 Februari 2023. Minyak goreng (refined, bleached, and deodorized/RBD palm olein) dalam kemasan bermerek dan dikemas dengan berat netto ≤ 25 kg dikenakan BK USD 0/MT.

“Saat ini harga referensi CPO mengalami peningkatan dan kembali menjauhi ambang batas sebesar USD 680/MT. Untuk itu, merujuk pada PMK yang berlaku saat ini maka Pemerintah mengenakan Bea Keluar CPO sebesar USD 74/MT dan Pungutan Ekspor CPO sebesar USD 95/MT untuk periode 1-15 Maret 2023,” ujar Budi dalam keterangan resmi, Rabu (1/3/2023).

Bea keluar CPO periode 1-15 Maret 2023 merujuk pada Kolom Angka 6 Lampiran Huruf C Peraturan Menteri Keuangan Nomor 123/PMK.010/2022 sebesar USD 74/MT. Sementara itu, Pungutan Ekspor CPO periode 1-15 Maret 2023 merujuk pada Lampiran Huruf C Peraturan Menteri Keuangan Nomor 154/PMK.05/2022 sebesar USD 95/MT.

Budi menerangkan, peningkatan Harga Referensi CPO dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya terdapat penurunan pasokan dunia karena perubahan kebijakan mandatory biodiesel Indonesia yang semula B30 menjadi B35 dan kondisi krisis di Argentina sebagai salah satu negara produsen kelapa sawit dunia.

Sementara itu, terdapat kenaikan harga minyak nabati lainnya terutama kacang kedelai dan peningkatan kurs Ringgit Malaysia terhadap Dolar Amerika Serikat, untuk harga referensi biji kakao periode Maret 2023 ditetapkan sebesar USD 2.642,12/MT, atau meningkat sebesar USD 28,59 atau 1,09 persen dari bulan sebelumnya.

Hal ini berdampak pada peningkatan harga patokan ekspor (HPE) biji kakao pada Maret 2023 menjadi USD 2.351/MT, naik USD 27,90 atau 1,20 persen dari periode sebelumnya.

“Kendati demikian, peningkatan harga ini tidak berdampak pada BK biji kakao, yaitu tetap 5 persen sesuai Kolom 2 Lampiran Huruf B pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 123/PMK.010/2022,” jelas Budi.

Adapun pengaruh peningkatan harga referensi dan HPE biji kakao ini kata dia, adanya peningkatan permintaan kakao, sementara suplai atau persediaan kakao menurun karena permasalahan distribusi pestisida dan pupuk sebagai akibat dari perang Rusia dengan Ukraina.

Terakhir, yakni produk kulit, Budi menuturkan HPE tidak mengalami perubahan dari bulan sebelumnya. Sedangkan, pada produk kayu terdapat peningkatan HPE, antara lain yaitu pada produk veneer dari hutan tanaman dan lembaran kayu untuk kotak kemasan (wooden sheet for packing box) dari hutan tanaman yang meningkat USD 50/m3 dari bulan sebelumnya.

Produk kayu dalam bentuk keping atau pecahan (wood in chips or particle) dan keping kayu (chipwood) meningkat USD 5/m3 dari bulan sebelumnya.

“Di samping itu, untuk produk kayu olahan dari jenis merbau dan sortimen lainnya jenis eboni mengalami peningkatan sebesar USD 100 dari bulan sebelumnya dan kayu olahan hutan tanaman dari jenis acasia, balsa, eucalyptus, serta sungkai meningkat sebesar USD 50/m3,” pungkasnya.