StockReview.id – PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) membidik peningkatan produksi minyak dan gas bumi (migas) pada tahun ini. Investor Relations Advisor ENRG Herwin W. Hidayat mengungkapkan, demi mengerek kinerja pada tahun ini, perusahaan mengalokasikan belanja modal mencapai US$ 150 juta.
“Untuk biaya development drilling, pembangunan pipa gas, pembangunan tambahan fasilitas produksi dan lainnya tersebut sudah termasuk dalam total belanja modal yang dianggarkan sekitar US$ 150 juta,” kata Herwin.
Herwin menjelaskan, pada tahun ini pihaknya siap untuk mengerek produksi migas di kisaran 10% hingga 15%. Sebagai pembanding, pada tahun 2023 lalu rata-rata produksi harian ENRG mencapai 5.700 barel minyak per hari (BOPD) dan 165 juta kaki kubik gas per hari (MMSCFD).
Upaya mendorong kinerja operasional tahun ini dan mendatang didukung pula dengan temuan cadangan gas baru dari Blok Bentu yang dioperatori oleh anak usaha ENRG yakni EMP Bentu Ltd.
Sebelumnya, EMP Bentu mengumumkan temuan gas di Blok Bentu sebesar 126 miliar kaki kubik (BSCF). Temuan gas di tempat (gas in place) diperoleh pasca aktivitas pengeboran di sumur gas CEN-01. EMP Bentu Ltd menargetkan dapat memulai produksi gas dari sumur CEN-01 dengan volume rata-rata 45 juta kaki kubik gas per hari di masa mendatang. Adapun, dengan asumsi harga jual gas sebesar US$ 6 per MMBTU maka tambahan produksi gas sejumlah 45 juta kaki kubik gas per hari tersebut diestimasikan bernilai sekitar US$ 270 ribu per hari (sekitar US$100 juta per tahunnya).
Herwin menjelaskan, pihaknya saat ini masih menindaklanjuti temuan gas baru di Blok Bentu dengan kegiatan development drilling, pembangunan pipa gas, dan pembangunan fasilitas produksi tambahan di tahun ini dan tahun depan. Ditargetkan temuan gas baru tersebut bisa mulai berproduksi di tahun 2025.
Herwin memastikan, upaya akuisisi tetap menjadi perhatian perusahaan di tahun ini. Adapun, kriteria blok migas yang disasar yakni blok migas yang telah berproduksi maupun dalam tahapan pengembangan. “Kami selalu mempertimbangkan potensi akuisisi aset migas yang sudah berproduksi maupun yg masih dalam taraf pengembangan selama aset-aset baru ini dapat menambah nilai bagi para pemegang saham,” imbuh Herwin.
Herwin menjelaskan, dalam kurun 2020 hingga 2023 pihaknya cukup aktif dalam menambah aset migas baru.
Sebagai contoh, pada September 2021 ENRG mengumumkan keberhasilan perusahaan memenangkan blok migas South CPP di Provinsi Riau, Sumatera dalam lelang yang dilaksanakan oleh Pemerintah. Informasi ini telah dikonfirmasikan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sebelumnya pada tanggal 4 September 2021.
Kemudian, pada Februari 2022 lalu ENRG mendapatkan persetujuan pemerintah untuk pengalihan seluruh saham PT Energi Maju Abadi (EMA). EMA memiliki 49% participating interest (PI) di Wilayah Kerja atau Blok Sengkang yang terletak di Sulawesi Selatan. Ini merupakan tindak lanjut Perjanjian Jual Beli Bersyarat yang telah diteken oleh ENRG dan anak usahanya pada Agustus 2021 lalu. Dengan demikian, ENRG kini resmi memegang 49% hak partisipasi pada blok yang memiliki cadangan terbukti dan terukur gas sebesar 420 miliar kaki kubik.
Kemudian, pada Juli 2023 ENRG melalui anak usahanya, PT Aceh Energy telah menandatangani kontrak kerja sama untuk mengoperasikan aset Kontrak Kerja Sama (KKS) Bireun Sigli di Aceh pada Selasa (25/7).Adapun ENRG melalui anak usahanya memiliki saham Aceh Energy sebesar 64%. Asal tahu, aset KKS Bireun Sigli merupakan aset min yak dan gas yang meliputi area seluas 4.845 km2 dan terletak sekitar 70 km dari proyek LNG di Arun. Aset KKS Bireun Sigli tersebut menggunakan skema Cost Recovery dengan durasi kontrak selama 30 tahun
“Kami selalu mempertimbangkan potensi akuisisi termasuk menambah kepemilikan atas aset yang sudah ada seperti Malacca oil aset di Riau, Kangean gas aset di Jawa Timur,” pungkas Herwin.