StockReview.id – PT Bank KB Bukopin Tbk (BBKP) mengemuka setelah Bank KB Kookmin asal Korea Selatan mempertahankan kepemilikan saham di PT Bank KB Bukopin Tbk pada kisaran 67%.
BBKP telah menyelesaikan rights issue dengan perolehan dana Rp11,9 triliun. Pembeli terbesar adalah Bank KB Kookmin senilai Rp8 triliun atau 80,2 miliar saham. Bank KB Kookmin memperkokoh porsi investasi di Indonesia dengan mempertahankan kepemilikan sahamnya di PT Bank KB Bukopin pada kisaran 67 persen.
Rights issue ini digelar sesuai ketentuan pasar modal Indonesia, sehingga semua pemegang saham diberi kesempatan yang adil dan setara untuk membeli saham baru yang diterbitkan. “Dengan dukungan luar biasa dari KBFG melalui KB Kookmin Bank ini, kami sangat percaya diri akan bisa mengantarkan KB Bukopin menjadi bank yang dicintai oleh nasabah di Indonesia,” kata President Director Bank KB Bukopin, Woo Yeul Lee dalam keterangan tertulis, dikutip Senin (5/6/2023).
Dalam Penawaran Umum Terbatas (PUT VII) yang menggunakan skema Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMTED) atau rights issue ini, Bank KB Bukopin menerbitkan saham baru seri B sebanyak 119.999.999.692 atau 119,99 miliar saham. Sebanyak 95% dari saham baru yang diterbitkan tersebut dibeli oleh investor asing, sedangkan 5% dibeli oleh investor lokal.
Dengan telah selesainya PUT VII ini, porsi kepemilikan saham publik di Bank KB Bukopin saat ini sebesar 16,14%. Setelah rights issue kepemilikan saham Bank Bukopin: Kookmin Bank Co Ltd 66,88%, STIC Eugene Star Inc 16,98%, dan Publik 16,14%
Suntikan dana Rp11,99 triliun ini merupakan wujud keseriusan perusahaan raksasa keuangan Korea Selatan KB Financial Group (KBFG), yang hadir melalui KB Kookmin Bank sebagai pemegang saham pengendali, untuk mengembangkan Bank KB Bukopin.
Woo Yeul Lee mengungkapkan, tambahan modal dari hasil rights issue tersebut akan digunakan untuk mendorong pertumbuhan Bank KB Bukopin dan meningkatkan kontribusi KB Bukopin dalam pertumbuhan ekonomi nasional. Secara spesifik, mayoritas dana hasil rights issue tersebut akan digunakan untuk kegiatan ekspansi kredit, yang mayoritas kredit akan disalurkan kepada korporasi.