Foto: Ilustrasi Bulog.

StockReview.id – Perum Bulog mengubah kebijakan distribusi Stabilisasi Pasokan Harga Pangan (SPHP) menjadi lebih fleksibel bagi pengecer atau kios beras yang berada di pasar-pasar.

Direktur Utama Bulog Bayu Krisnamurthi menjelaskan, apabila biasanya pengecer memiliki batasan membeli beras maksimal 2 ton per transaksi, maka pada kebijakan yang baru ini, Bulog mengizinkan pengecer membeli lebih dari angka tersebut.

“Ke depan untuk SPHP kami sangat memfleksibelkan bagi (pengecer atau kios) yang ingin beli SPHP,” ujarnya dalam Diskusi Media perihal Data dan Fakta Kondisi Perberasan Indonesia Terkini di Kantor Pusat Bulog, Jakarta, Selasa (13/2/2024).

Bayu menuturkan adanya kebijakan baru ini untuk memaksimalkan pasokan di masyarakat di tengah isu kelangkaan beras.

“Sekarang bentuk kebijakan sudah kita luweskan, mengambilnya tetap 2 ton, tapi kalau dalam waktu 1 minggu sudah habis, boleh ambil lagi. Nah, sampai Maret Ramadan 2 ton-nya tidak dibatasi lagi, SPHP boleh diambil berapa pun,” imbuhnya.

Kendati demikian, Bayu menilai sekelas pengecer atau kios biasanya tidak akan memesan SPHP yang terlalu banyak. Menurutnya, beras dengan jumlah 2 ton sudah sangat banyak bagi UMKM seperti pengecer, belum lagi modal yang harus dikeluarkan.

“Ini kan usaha kecil, (kalau mengambil) 2 ton itu kan sudah Rp20 juta, buat mereka itu sudah berat buat modal mereka. Jadi menurut kami 2 juta ton setiap toko itu sudah cukup,” terang Bayu.

Hal ini berbeda apabila permintaan datang dari distributor besar yang ingin membeli SPHP. Bayu menjelaskan, distributor wajib memiliki dan mendata warung-warung yang akan mereka distribusikan beras.

“Kalau kita jual ke distributor, maka distributor ini harus menyertakan siapa warungnya, ini supaya benar-benar sampai ke tujuan,” lanjut Bayu.