StockReview.id – PT Elnusa Tbk (ELSA), anak usaha Grup Pertamina, optimistis menghadapi tahun 2025 dengan proyeksi pertumbuhan kinerja yang positif. Perusahaan menargetkan kenaikan pendapatan usaha sebesar 5% dan pertumbuhan laba bersih sekitar 15% dibandingkan tahun sebelumnya.
Peningkatan Kinerja 2024 Jadi Dasar Optimisme
Manager of Corporate Communications Elnusa, Jayanty Oktavia Maulina, menyatakan bahwa perusahaan masih dalam proses penyusunan laporan keuangan teraudit untuk tahun buku 2024. Namun, kinerja hingga kuartal III-2024 menunjukkan pertumbuhan signifikan, dengan pendapatan naik 7,46% secara tahunan (YoY) dari Rp 8,98 triliun menjadi Rp 9,65 triliun. Sementara laba bersih melonjak 35,57% YoY dari Rp 406,60 miliar menjadi Rp 551,23 miliar hingga September 2024.
Dorongan Industri Migas dan Diversifikasi Bisnis
ELSA melihat prospek cerah dalam industri minyak dan gas (migas) tahun 2025, didukung oleh investasi baru dan program pemerintah menuju swasembada energi. Perusahaan siap memanfaatkan peluang dari peningkatan target lifting minyak dengan mengerjakan proyek jasa hulu migas, seperti survei seismik, perawatan sumur, dan workover.
Selain itu, ELSA terus mengembangkan diversifikasi bisnis ke sektor non-migas, salah satunya dengan survei seismik di pertambangan batubara. Pada akhir November 2024, ELSA telah melaksanakan survei seismik pertama di area konsesi tambang batubara PT Wahana Baratama Mining dari Grup Bayan. Langkah ini diharapkan menjadi sumber pendapatan baru dan memperkuat posisi ELSA sebagai penyedia jasa energi terintegrasi.
Strategi Investasi dan Alokasi Capex 2025
Untuk menopang pertumbuhan bisnis, ELSA menaikkan anggaran belanja modal (capital expenditure/capex) tahun 2025 sebesar 10% dibandingkan target tahun lalu. Sebagian besar capex atau sekitar 44% akan dialokasikan untuk operasional hulu migas, 37% untuk distribusi dan logistik energi, serta sisanya untuk bisnis baru dan proyek non-produksi.
Proyeksi Saham dan Dividen
Investment Analyst Stockbit, Hendriko Gani, memperkirakan laba inti ELSA akan tumbuh 23,8% pada 2025. Faktor utama pendorong pertumbuhan ini adalah peningkatan investasi hulu migas, penurunan beban bunga akibat suku bunga lebih rendah dan pelunasan utang sukuk, serta peningkatan penyaluran BBM yang diprediksi tumbuh 22% YoY pada 2025.
Dari sisi investasi, Hendriko menilai ELSA berpotensi memberikan dividend yield sekitar 8%-9% dalam beberapa tahun ke depan dengan kebijakan pembagian dividen 40% dari laba bersih tahun buku 2024 dan 2025.
Rekomendasi Saham: Buy on Weakness
Meski saham ELSA melemah 1,33% ke Rp 444 pada perdagangan Rabu (5/2), analis melihat potensi penguatan dalam jangka pendek. Analis Binaartha Sekuritas, Ivan Rosanova, merekomendasikan buy on weakness di area Rp 432 – Rp 440 dengan target harga Rp 470 – Rp 484. Sementara Muhammad Thoriq Fadilla dari Lotus Andalan Sekuritas merekomendasikan area beli di Rp 436 – Rp 440 dengan target harga Rp 458 – Rp 476.
Dengan strategi bisnis yang kuat dan proyeksi industri yang positif, ELSA diperkirakan mampu mencapai target pertumbuhan yang telah ditetapkan pada tahun 2025.