StockReview.id – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengamati dampak dari penurunan harga beras di Asia setelah India, sebagai eksportir beras terbesar dunia, melonggarkan kebijakan ekspor beras non-Basmati. Perubahan ini berpotensi mempengaruhi stabilitas harga beras di pasar internasional, yang dapat berdampak juga pada harga dalam negeri.
Kepala Bapanas, Arief Prasetyo, menjelaskan bahwa pemerintah telah menyiapkan langkah untuk memastikan harga beras nasional tetap stabil meski harga global turun. Salah satu upaya utama adalah dengan menjaga harga pembelian pemerintah (HPP) untuk gabah kering panen (GKP) pada level Rp6.000 per kilogram. “Pemerintah akan menjaga agar harga GKP tidak turun di bawah Rp6.000 per kg, sebagai langkah untuk melindungi nilai tukar petani tanaman pangan (NTPP),” jelas Arief.
Dampak Pelonggaran Ekspor India dan Kebijakan Harga Beras
India, yang selama ini menguasai sekitar 40% dari total perdagangan beras dunia, sempat melarang ekspor beras non-Basmati pada Juli 2023 untuk menahan inflasi dan kenaikan harga pangan domestik. Namun, pada akhir pekan lalu, pemerintah India melonggarkan larangan tersebut dan mulai kembali mengizinkan ekspor beras putih non-Basmati, sehingga pasokan beras global diperkirakan meningkat dan memicu penurunan harga.
Menurut Arief, dampak dari penurunan harga beras dunia ini masih belum signifikan bagi Indonesia, mengingat importasi beras dari India selama ini terbatas pada jenis Basmati. “Sejauh ini Indonesia hanya mengimpor beras Basmati dari India, sehingga anjloknya harga beras belum berdampak langsung. Meski demikian, pemerintah tetap waspada dan akan meningkatkan produksi dalam negeri untuk menjaga ketahanan pangan,” tambahnya.
Di tengah fluktuasi harga beras internasional, Arief menekankan pentingnya peningkatan produksi dalam negeri sebagai langkah utama untuk mengurangi ketergantungan pada impor. Dengan menjaga stabilitas harga dan melindungi petani lokal, pemerintah berharap pasokan beras nasional dapat tetap aman dan tidak terpengaruh oleh dinamika harga beras global.
Upaya ini diharapkan dapat memberikan jaminan harga yang stabil di pasar domestik, sekaligus menjaga kesejahteraan petani yang menjadi tulang punggung sektor pangan nasional. (rht)