Foto: Ilustrasi.

StockReview.id – Harga minyak sawit (crude palm oil/CPO) kembali perkasa tiga hari berturut-turut. Minyak sawit berjangka Malaysia naik hampir 1 persen lebih dari MYR4.050 per ton. Per Jumat (1/9/2023) level tertinggi harga CPO hari ini berada di kisaran MYR4.068 dan berusaha mendekati level psikologis MYR4.100.

Meroketnya harga CPO tersengat sentimen meningkatnya kekhawatiran El Nino dalam beberapa bulan mendatang. Sementara itu, permintaan dari India menguat menjelang musim perayaan keagamaan.

Di China, data survei swasta menunjukkan bahwa sektor manufaktur secara tak terduga mengalami pertumbuhan terkuat dalam enam bulan pada Agustus. Kondisi ini menjadi setitik cerah di tengah upaya Beijing untuk meningkatkan belanja konsumen dan mendapatkan kembali kepercayaan investor.

Secara terpisah, surveyor kargo Intertek Testing Services mengatakan ekspor minyak sawit Malaysia untuk bulan Agustus turun 3 persen menjadi 1.201.488 ton dari sebelumnya 1.238.438 ton yang dikirimkan pada Juli.

Beralih ke produsen terbesar Indonesia, pemerintah telah menetapkan harga referensi minyak sawit mentah untuk periode 1-15 September sebesar $805,20 per ton, sehingga pajak ekspor dan retribusi masing-masing sebesar $33 dan $85, untuk periode tersebut.

Sejumlah saham emiten sawit juga ditutup menghijau pada perdagangan hari ini. Astra Agro Lestari Tbk (AALI) ditutup menghijau 0,66 persen. Adapun secara year to date (YTD) saham AALI terkoreksi 4,67 persen.

Adapun saham Cisadane Sawit Raya Tbk (CSRA) naik 1,21 persen pada penutupan perdagangan hari ini. Eagle High Plantations Tbk (BWPT) juga menghijau 1,67 persen). Emiten sawit milik taipan Prajogo Pangestu, Gozco Plantations Tbk (GZCO) juga terkerek 1,11 persen. Saham sawit lainnya, PP London Sumatera Indonesia Tbk (LSIP) juga ditutup naik 0,49 persen. Emiten sawit milik Eka Tjipta alias grup Sinar Mas, PT Smart Tbk (SMAR) malah turun 0,45 persen.

Kenanga Research berbasis Malaysia pada pertengahan Juli lalu memproyeksikan harga CPO mungkin akan lebih tinggi dari perkiraan rata-rata saat ini sebesar RM3.700 per ton untuk tahun 2023 hingga 2024. Fenomena El Nino menjadi faktor kunci dari pergerakan harga CPO yang diperkirakan akan terjadi pada akhir tahun 2023 atau awal tahun 2024.

Kenanga Research juga mengatakan produksi tandan buah segar (TBS) sawit Malaysia diperkirakan meningkat secara musiman pada Juli dan mencapai puncaknya pada bulan September atau Oktober tahun ini.

“Jika (El Nino) parah, perkiraan kami saat ini akan surplus pangan global yang kecil pada tahun 2024 dapat berubah menjadi defisit bahkan dengan penurunan produksi minyak sawit sebesar hanya dua persen pada 2024. Oleh karena itu, perkiraan minyak sawit mentah sebesar RM3.700 per ton pada tahun 2023 hingga 2024 mungkin akan lebih kuat,” kata perusahaan itu dalam sebuah catatan.

Sementara, sepanjang semester I 2023, harga CPO bergerak fluktuatif dengan kecenderungan melemah. Food and Agriculture Organization (FAO) mencatat, harga minyak sawit melemah karena dipengaruhi permintaan yang rendah. (***)