StockReview.id – PT Jababeka Tbk (KIJA)  secara terus menerus mengembangan sektor bisnisnya, tidak hanya berfokus pada bisnis kawasan industri dan properti residensial, kini Jababeka juga akan fokus pada sektor bisnisnya di segmen kesehatan. Terbaru, perseroan meresmikan Jababeka Medical City.

Peresmian ini ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin, di Gedung Jababeka Medical City, Kota Jababeka.

Jababeka Medical City merupakan kawasan industri kesehatan yang akan dikembangkan Jababeka dengan infrastruktur standar WHO untuk menampung wisatawan asing berobat.

“Peresmian hari ini baru langkah awal. Kita mulai dari langkah pertama. Tentu, akan ada langkah-langkah lanjutan setelah ini,” kata Founder dan Chairman PT Jababeka Tbk, Setyono Djuandi Darmono, Rabu (1/3).

Meski demkian, Darmono mengatakan langkah awal yang telah dilakukan Jababeka Medical City adalah dengan menyediakan tempat perawatan kesehatan bagi masyarakat lokal maupun asing. Karena Kawasan Jababeka sendiri saat ini sudah mendatangkan turis-turis dengan ekosistemnya yang lengkap.

“Misalnya, seperti bagaimana menjalankan pola hidup sehat, check-up selalu rutin, menjalankan makan yang sehat, mendapatkan nasihat dari dokter. Sehingga, di sini bisa menjadi percontohan bagaiman hidup sehat tanpa jatuh sakit. Kalau kita sehat, dan tidak sampai sakit, biaya kesehatan bakal lebih murah dan semuanya jadi lebih baik,” kata Darmono.

Berada di atas lahan seluas 72 hektare, Jababeka Medical City merupakan bagian dari masterplan pengembangan Jababeka Cikarang yang saat ini memiliki luas 5.600 Ha.

Pengembangan Jababeka Medical City telah lama diidamkan oleh pendiri Jababeka tersebut. Terhitung setelah peletakan batu pertama pada 29 Oktober 2008 hingga kini tahun 2023, perseroan berharap nantinya bisa menjadi center of excellence dalam bidang medis dan layanan kesehatan terpadu di Indonesia.

Setelah 14 tahun lamanya, kini Jababeka Medical City sudah memiliki 20 rumah sakit dengan fasilitas lebih dari 4.000 tempat tidur, melayani lebih dari 2.000 perusahaan multinasional yang berasal dari 34 negara.