Foto: Ilustrasi.

StockReview.id – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI kembali mencatatkan kinerja yang positif sepanjang semester I/2024. Bank syariah terbesar di Indonesia ini berhasil mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 20,2% secara tahunan (year-on-year/YoY). BSI berhasil meraih laba bersih sebesar Rp 3,39 triliun. Sebagai perbandingan, laba bersih pada periode yang sama tahun lalu adalah Rp 2,82 triliun.

 

Meskipun berada dalam era suku bunga tinggi, anak usaha dari PT Bank Mandiri Tbk ini tetap berhasil mencatatkan peningkatan pendapatan setelah distribusi bagi hasil, yang naik sebesar 2,81% yoy menjadi Rp 8,78 triliun.

Namun, peningkatan bagi hasil untuk pemilik dana investasi juga tidak terelakkan, dengan kenaikan sekitar 39,35% yoy menjadi Rp 3,86 triliun.

Di sisi lain, kinerja positif BSI juga didukung oleh penurunan beban operasional. Beban operasional BSI turun dari Rp 4,80 triliun pada semester I/2023 menjadi Rp 4,28 triliun di semester I/2024.

Penurunan ini sebagian besar disebabkan oleh penurunan biaya pencadangan yang dilakukan BSI, dari Rp 1,68 triliun menjadi Rp 1,13 triliun dalam enam bulan pertama tahun ini.

Dalam hal fungsi intermediasi, BSI telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 256,77 triliun sepanjang semester I/2024, meningkat dari Rp 221,9 triliun pada semester I/2023.

Dana Pihak Ketiga (DPK) BSI juga menunjukkan peningkatan, dengan total simpanan sebesar Rp 296,69 triliun pada semester I/2024, naik dari Rp 252,52 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Peningkatan kinerja ini juga disertai dengan perbaikan dalam beberapa rasio keuangan, termasuk kualitas pembiayaan. Rasio Non-Performing Financing (NPF) gross BSI turun dari 2,31% menjadi 1,99%.

Meskipun kinerja saham BSI mengalami penurunan 1,85% dalam sepekan terakhir, menjadi Rp 2.650 per saham, secara year to date, saham BSI telah naik 52,30%.