StockReview.id – PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) membukukan laba bersih senilai USD17,499 juta dalam tiga bulan pertama tahun 2023, atau 72 persen dibanding periode sama tahun 2022 yang setara USD10,286 juta.
Defisit dapat dikikis 3,4 persen dibanding akhir Desember 2022 menjadi USD501,72 juta. Hasil itu mendongkrak laba bersiih per saham dasar diatribusikan kepada pemilik entitas induk ke level USD0,0007 per lembar, sedangkan akhir Maret 2022 berada di level 0,0004.
Sementara itu, penjualan bersih mengalami penurunan sebesar 8 persen dari US$112 juta di kuartal I 2022 menjadi USD102 juta di kuartal I 2023. Penurunan tersebut terjadi karena penurunan produksi gas dan harga jual minyak yang lebih rendah.
Produksi gas Perseroan turun sebesar 25 persen dari 211 juta kaki kubik gas per hari di kuartal 2022 menjadi 157 juta kaki kubik gas per hari di kuartal I 2023. Selanjutnya harga minyak dunia juga berdampak terhadap penurunan harga jual minyak yang sebesar USD79,23/bbl di kuartal 1 2023, dibandingkan dengan harga jual minyak yang tinggi di level USD103,40/bbl di kuartal 2022.
Dijelaskan produksi gas yang lebih rendah tersebut disebabkan oleh dua faktor utama. Pertama, penurunan produksi gas dari aset Kangean dikarenakan kontrak jual beli gas yang sedang dalam proses pembaruan dengan para pembeli di Jawa Timur.
Setelah proses pembaruan kontrak jual beli gas tersebut diselesaikan, diharapkan produksi gas dari Kangean akan meningkat secara bertahap. Kedua, penghentian sementara atas produksi gas dari aset gas Sengkang sambil menunggu penyelesaian perpanjangan dan pembaruan kontrak jual beli gas dengan pembeli di Sulawesi.
Ditegaskan, kontrak jual beli gas untuk Sengkang sudah diselesaikan. Sengkang telah memulai kembali produksi gasnya, dan pasokan gas dari Sengkang diharapkan akan meningkat di kuartal 2023.
Adapun kenaikan laba bersih sebesar 72 persen disebabkan Beban Pajak yang lebih rendah yang dibukukan di kuartal I 2023. Pasalnya, beban pajak penghasilan kuartal I 2023 hanya USD11,867 juta atau turun 47,3 persen dibanding kuartal I 2022 senilai USD22,442 juta.