StockReview.id – PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) meraup laba bersih senilai Rp14,59 triliun sepanjang 2022. Pendapatan itu naik 137 persen dari tahun sebelumnya. Direktur utama PKT, Rahmad Pribadi mengatakan, capaian keuangan PKT 2022 naik dua kali lipat dibanding dengan kinerja keuangan pada 2021.

“Ini dua kali lipat lebih dibanding prestasi tahun 2021,” ungkap Rahmad saat konferensi pers di Jakarta, dikutip Kamis (29/4/2023).

Untuk mendorong kinerja perusahaan, anak usaha PT Pupuk Indonesia (Persero) itu akan menambah jumlah pabrik pupuk miliknya. Perusahaan berencana membangun pabrik Amoniak dan Urea di Fakfak, Papua Barat. Rahmad menyebut, penambahan jumlah pabrik sejalan dengan arahan Kementerian BUMN selaku pemegang saham Pupuk Indonesia. Pabrik tersebut masuk dalam proyek strategi nasional (PSN) lantaran bisa memproduksi 2 juta ton pupuk per tahun, terdiri dari Amoniak dan Urea.

Menurutnya, penambahan jumlah pabrik pupuk ini untuk merealisasikan ketahanan pangan nasional yang didorong Presiden Joko Widodo (Jokowi). “Salah satu strategi Jokowi membangun pabrik-pabrik pupuk di Indonesia untuk ketahanan (pangan) nasional, pabrik pupuk di Papua Barat total produksi 2 juta ton terdiri dari Amoniak dan Urea ini merupakan PSN,” katanya.

Dia memastikan, bila pabrik di Papua Barat sudah beroperasi, maka kapasitas produksi dari seluruh pabrik yang dimiliki PKT mampu memenuhi 80 persen kebutuhan pupuk Urea secara nasional. Kebutuhan ini diproyeksi terjadi pada 2030. Pada periode tersebut, kebutuhan pupuk Urea diperkirakan mencapai 6-7 juta ton per tahunnya.

“Pabrik di Papua ini sudah beroperasi, maka kalau diestimasikan 2030 kebutuhan Urea 6-7 juta ton, penambahan kapasitas di Papua bisa memenuhi 80 persen kebutuhan Urea di dalam negeri.Dampaknya juga pada peringkat PKT dalam industri Amoniak dan Urea nanti kalau pabrik amoniak-nya di Papua Barat sudah beroperasi ranking naik dari tiga terbesar di Asia Pacific Accreditation Cooperation (APAC) jadi 2 terbesar,” jelas Rahmad. (red)