Foto: Ilustrasi.

StockReview.id – Kepala Laboratorium Struktur dan Material Universitas Indonesia, Josia Irwan Rastadi, menilai, jembatan lengkung atau Longspan LRT aman untuk dilintasi kereta.

Menurutnya, keamanan daripada Longspan tersebut pastinya harus melewati persetujuan dari tim khusus sebelum berdiri dan dapat digunakan.

“Kenapa saya bisa bilang aman pertama karena pastinya ketika dilakukan desain apalagi ini jembatan khusus ya di atas 100 meter itu ketika mendesain itu harus melewati suatu tim ya yang dibentuk oleh pemerintah,” ujar Josia

Keyakinan tersebut tak terlepas dari tim pengawas yang dihuni oleh profesor-profesor atau ahli dari konstruksi yang berasal dari beberapa universitas ternama di Indonesia seperti UI, ITB, UGM, dan ITS.

“Jadi bisa dibilang itu sudah melewati itu semua dan sudah didesain, dipastikan di desain sesuai dengan aturan,” ujarnya.

Kemudian, pada saat pelaksanaan pembangunan jembatan tersebut, pastinya dilakukan secara serius atau tidak main-main. Pasalnya, jembatannya lengkung dan bentangnya panjang ketika saat pelaksanaan itu dilakukan monitoring 24 jam real time online jadi sehingga kalau ada kesalahan itu bisa langsung dideteksi.

Selain itu, jalur tersebut ketika sudah selesai pembangunan yang juga telah dilaksanakan uji kekuatan dengan menjalankan kereta.

“Di mana ujinya itu ada kereta yang lewat bahkan diam di situ stay keretanya diisi pasir gitu, ya, untuk mensimulasi beban yang akan lewat kemudian juga jembatan ini digetarkan dengan shaker di mana ada alat yang ditaruh kemudian dia bisa memberikan gaya dinamik sampai maksimum sekitar 10 ton jadi saya yakin sampai tahap ini artinya sudah juga keluar sertifikat,” ucapnya.

Sebagaimana diketahui, jembatan lengkung LRT itu dibangun di atas flyover Tol Dalam Kota dan membentang sepanjang 148 meter. Longspan LRT ini memiliki radius lengkung 115 meter serta menggunakan beton seberat 9.688,8 ton. (***)