StockReview.id – Lippo Karawaci (LPKR) mencatat laba bersih sebesar Rp19,88 triliun pada paruh pertama 2024, mengalami lonjakan luar biasa sebesar 1.643 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yang hanya mencapai Rp1,14 triliun. Hal ini membuat laba per saham dasar meningkat menjadi Rp280,61 dari sebelumnya Rp16,22.
Pendapatan LPKR tercatat sebesar Rp8 triliun, mengalami penurunan tipis dari Rp8,01 triliun pada tahun lalu. Beban pajak final juga menunjukkan penurunan menjadi Rp58,67 miliar, dibandingkan dengan Rp62,58 miliar sebelumnya. Pendapatan bersih perusahaan mencapai Rp7,94 triliun, sedikit menurun dari Rp7,95 triliun.
Beban pokok pendapatan LPKR juga berkurang menjadi Rp4,53 triliun dari Rp4,61 triliun tahun lalu. Sementara itu, laba kotor terkumpul mencapai Rp3,4 triliun, meningkat dari Rp3,34 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Beban usaha tetap stabil di angka Rp2,09 triliun.
Penghasilan lainnya menunjukkan pertumbuhan yang signifikan, meroket 1.443 persen menjadi Rp21,14 triliun, dibandingkan dengan Rp1,37 triliun pada tahun lalu. Namun, beban lainnya juga mengalami peningkatan sebesar 733 persen, mencapai Rp1,25 triliun dari Rp153,11 miliar.
Laba usaha LPKR melonjak menjadi Rp21,20 triliun, naik 761 persen dari Rp2,46 triliun pada tahun sebelumnya. Beban keuangan mengalami penurunan menjadi Rp795,59 miliar, dibandingkan dengan Rp835,82 miliar sebelumnya. Bagian rugi dari entitas asosiasi tercatat Rp33,17 miliar, menurun dari laba Rp47,67 miliar.
Laba sebelum beban pajak mencapai Rp20,37 triliun, mengalami lonjakan sebesar 1.119 persen dari Rp1,67 triliun. Selain itu, laba periode berjalan juga tumbuh 1.345 persen menjadi Rp20,09 triliun dari Rp1,39 triliun.
Jumlah ekuitas LPKR mencapai Rp32,42 triliun, naik dari Rp19,6 triliun di akhir tahun lalu. Total liabilitas perusahaan juga menunjukkan penurunan menjadi Rp21,60 triliun, dibandingkan dengan Rp29,96 triliun pada akhir 2023. Sedangkan jumlah aset meningkat menjadi Rp54,02 triliun dari Rp49,57 triliun sebelumnya. (rht)