Market

Naik Signifikan Laba ADMR Mencapai Rp 5,07 Triliun di 2022

×

Naik Signifikan Laba ADMR Mencapai Rp 5,07 Triliun di 2022

Sebarkan artikel ini

StockReview.id – PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) mencetak lonjakan pendapatan dan laba bersih yang signifikan pada tahun 2022. ADMR mengantongi pendapatan usaha sebesar US$ 908,14 juta.

Hasil itu melesat 97,34% dibandingkan pendapatan tahun 2021 dengan nilai US$ 460,17 juta. Dari jumlah itu, anak usaha PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) ini meraih laba bersih senilai US$ 332,21 juta.

Capaian itu meroket 114,17%, dibandingkan laba bersih ADMR pada tahun 2021 senilai US$ 155,11 juta. Jika memakai kurs rupiah saat ini senilai Rp 15.280 per dolar Amerika Serikat, maka laba bersih ADMR tahun 2022 setara dengan Rp 5,07 triliun.

Chief Executive Officer Adaro Minerals Indonesia, Christian Ariano Rachmat, membeberkan lonjakan kinerja ADMR tahun lalu didorong oleh kenaikan volume penjualan maupun harga jual rata-rata atau Average Selling Price (ASP). Terjadi kenaikan ASP sebanyak 42% yang ditopang oleh meningkatnya permintaan pasca pandemi.

Volume produksi ADMR juga naik 46% dari 2,30 juta ton pada tahun 2021 menjadi 3,37 juta ton. Sejalan dengan itu, volume penjualan ADMR melesat 39% secara tahunan, dari 2,30 juta ton menjadi 3,2 juta ton.

“Kinerja 2022 yang memuaskan tercapai berkat kondisi pasar yang kondusif, terlihat pada kuatnya harga pada tahun ini. Kami berhasil menangkap momentum tersebut dengan meningkatkan volume dan mencapai target operasional,” ungkap Christian dalam rilis yang disiarkan Kamis (2/3/2023).

Pada tahun 2023, ADMR memproyeksikan volume penjualan pada rentang 3,8 juta ton hingga 4,3 juta ton. Peningkatan volume tersebut didukung oleh permintaan pelanggan yang masih kuat, dan sesuai target jangka menengah ADMR sebesar 6 juta ton per tahun.

Secara operasional, nisbah kupas pada tahun ini ditargetkan pada posisi 3,8x, lebih tinggi dari nisbah kupas pada tahun lalu di angka 2,47x. Kenaikan itu sejalan dengan rencana untuk memulai kembali operasi dari PT Lahai Coal yang memiliki nisbah kupas lebih tinggi dibandingkan dengan PT Maruwai Coal.

Guna memuluskan rencana kerja di tahun ini, ADMR menyiapkan belanja modal (capex) untuk bisnis batubara metalurgi senilai US$ 70 juta hingga US$ 90 juta. Alokasi ini belum termasuk capex untuk proyek smelter aluminium.

“Perusahaan memperkirakan pencapaian financial close proyek ini pada Semester I-2023 dan porsi ekuistas akan diumumkan kemudian,” imbuh Christian.