StockReview.id – CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) tetap optimistis dapat menjaga rasio kredit bermasalah (Non-Performing Financing/NPF) di bawah 1% hingga akhir 2024.
Presiden Direktur CNAF, Ristiawan Suherman, menyampaikan bahwa perusahaan telah menyiapkan langkah-langkah strategis untuk mengelola portofolio kredit yang sehat.
Terutama di tengah penurunan daya beli masyarakat yang memengaruhi kemampuan bayar angsuran debitur.
Ristiawan menjelaskan bahwa untuk mencapai target tersebut, CNAF telah memperbarui sistem scoring kredit.
Sistem Scoring Kredit
Pembaruan ini bertujuan untuk memastikan bahwa debitur yang disetujui memiliki tingkat risiko yang terkendali.
Dengan langkah ini, CNAF berusaha menjaga kualitas pembiayaan yang diberikan kepada nasabah. Ristiawan yakin langkah tersebut efektif mengelola risiko kredit dan mencegah pembengkakan NPF.
Hingga Oktober 2024, rasio NPF CNAF tercatat sebesar 1,14%, relatif stabil dibandingkan dengan 1,15% pada bulan sebelumnya.
Meskipun ada kenaikan kecil sebesar 6 basis poin (bps) dibandingkan tahun lalu, CNAF tetap menganggap angka tersebut masih dalam batas wajar.
Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan mampu menjaga kinerja yang baik dalam mengelola kredit bermasalah.
Ristiawan menambahkan bahwa perusahaan menerapkan penguatan proses Know Your Customer (KYC) untuk memitigasi risiko terkait NPF.
Baca Juga : BBTN Percepat Akuisisi Bank Kecil untuk Spin Off Unit Usaha Syariah
Proses ini menjadi kunci untuk mengetahui profil debitur dengan lebih baik, sehingga keputusan pemberian kredit bisa lebih tepat. Langkah ini terbukti berhasil dalam menjaga rasio NPF tetap stabil di tengah tantangan ekonomi yang ada.
Untuk menjaga kesehatan portofolio lebih lanjut, CNAF mengimplementasikan berbagai strategi.
Salah satunya adalah imbauan pembayaran dini kepada debitur, dengan menggunakan platform WhatsApp dan telepon.
Hal ini dilakukan untuk mengingatkan debitur agar membayar angsuran lebih awal, yang dapat mengurangi potensi keterlambatan pembayaran.
Teknologi Digital
Selain itu, CNAF memanfaatkan teknologi digital, seperti teknologi suara robot, untuk berkomunikasi secara efisien dengan debitur.
Teknologi ini memungkinkan perusahaan untuk mengirimkan pengingat pembayaran dan informasi lainnya dengan lebih cepat dan mudah.
CNAF juga memperluas akses pembayaran dengan menambah saluran dan metode pembayaran angsuran, agar debitur dapat membayar dengan cara yang lebih praktis.
Ristiawan juga menyatakan bahwa strategi Risk Based Pricing yang diterapkan perusahaan tetap efektif dalam menjaga pertumbuhan bisnis yang sehat.
Dengan pendekatan berbasis risiko ini, CNAF dapat menyesuaikan bunga kredit sesuai dengan profil risiko debitur, sehingga mengurangi potensi masalah pembayaran di masa depan.
Dengan strategi-strategi tersebut, perusahaan berencana untuk mempertahankan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan hingga akhir tahun 2024.
CNAF berharap langkah-langkah ini dapat memberikan hasil optimal dan menjaga keseimbangan antara ekspansi bisnis dan pengelolaan risiko.