Market

PBID Fokus ke UMKM dan Pasar Tradisional, Optimistis Akhiri 2025 dengan Tumbuh

×

PBID Fokus ke UMKM dan Pasar Tradisional, Optimistis Akhiri 2025 dengan Tumbuh

Sebarkan artikel ini

PBID catat penjualan Rp2,55 triliun di semester I-2025, naik 2,82% YoY. Namun, laba bersih turun 23,34% akibat kenaikan BPP dan fluktuasi kurs. PBID masih optimistis capai target pertumbuhan 10% di akhir 2025.

Foto: Ilustrasi.

StockReview.id – PT Panca Budi Idaman Tbk (PBID), emiten produsen plastik kemasan dengan merek dagang Tomat dan Wayang, mencatat penjualan bersih sebesar Rp 2,55 triliun pada semester I-2025. Capaian ini tumbuh 2,82% secara tahunan (YoY) dibandingkan Rp 2,48 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Segmen kemasan plastik tetap menjadi penyumbang utama, dengan kontribusi sebesar 66,27% atau Rp 1,69 triliun dari total penjualan. Sementara itu, segmen bijih plastik mencatat pertumbuhan signifikan sebesar 13,81% YoY menjadi Rp 698,83 miliar. Namun, segmen bisnis lainnya justru menurun 8,15% menjadi Rp 159,35 miliar.

Penjualan Stabil, Laba Tertekan

Meski mencatat kenaikan penjualan, laba bersih PBID anjlok 23,34% YoY menjadi Rp 193,50 miliar, dari sebelumnya Rp 252,43 miliar. Penurunan laba ini disebabkan oleh kenaikan beban pokok penjualan (BPP) sebesar 7,14% menjadi Rp 2,10 triliun, yang memangkas laba bruto hingga 13,87% menjadi Rp 448,88 miliar.

Menurut Direktur dan Sekretaris Perusahaan PBID, Lukman Hakim, penyebab utama penurunan laba adalah pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, yang sempat menembus level Rp 16.800. Hal ini berdampak langsung pada biaya bahan baku yang masih bergantung pada impor. Selain itu, pengeluaran untuk Tunjangan Hari Raya (THR) juga menekan laba bersih di semester pertama ini.

“Beban bahan baku dan THR cukup signifikan. Tapi ke depan, kondisi akan lebih stabil karena tidak ada lagi biaya THR dan rupiah mulai menguat,” ujar Lukman, Selasa (29/7).

Optimisme di Semester II-2025

PBID masih optimistis mengejar target pertumbuhan penjualan sebesar 10% di tahun 2025. Strategi utama adalah memperluas penetrasi pasar domestik, terutama ke segmen UMKM dan pasar tradisional, yang merupakan pangsa utama dalam skema Business-to-Consumer (B2C).

“Kami terus memperluas jaringan distribusi, berinovasi dalam produk, serta menjaga ketersediaan stok untuk memenuhi permintaan pasar,” kata Lukman.

PBID juga mengincar pertumbuhan dari sektor kemasan makanan dan minuman, yang dinilai memiliki potensi besar seiring tren konsumsi rumah tangga dan usaha kuliner skala kecil-menengah.

Ekspor Masih Kecil, Fokus ke Domestik

Penjualan ekspor PBID hingga kini masih di bawah 5% dari total penjualan. Perusahaan memilih untuk tetap fokus pada pasar domestik yang dinilai masih memiliki ruang pertumbuhan cukup luas. Namun, perusahaan tetap membuka peluang ekspansi luar negeri secara selektif.

Dengan langkah efisiensi biaya operasional dan penguatan distribusi, PBID percaya dapat meningkatkan laba bersih di semester kedua. Tidak hanya dengan menekan biaya, tapi juga lewat stabilisasi kurs rupiah dan peningkatan volume penjualan.