StockReview.id – Program 3 Juta Rumah pemerintahan Prabowo-Gibran mendapat dukungan lintas kementerian, dengan fokus meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Program ini diungkap dalam dialog “3 Juta Rumah, Gotong Royong Membangun Rumah untuk Rakyat” yang digelar BTN bersama Kementerian PKP.
Menteri PKP Maruarar Sirait menyatakan program ini bertujuan membangun rumah sekaligus memberantas kemiskinan dengan solusi perumahan layak untuk rakyat.
Wamen PKP Fahri Hamzah menambahkan, perhatian Presiden Prabowo pada masyarakat termiskin menjadi landasan kuat pelaksanaan program berskala besar ini.
Sebagai langkah strategis, Kementerian PKP merencanakan peningkatan kuota FLPP menjadi 800.000 unit pada 2025 dari 220.000 saat ini.
Menteri Maruarar menegaskan pentingnya kuota FLPP yang lebih besar untuk menjawab tingginya permintaan konsumen yang selama ini terkendala keterbatasan.
BTN menyatakan kesiapan mendukung peningkatan kuota FLPP, bahkan sedang mengkaji teknis pelaksanaannya agar dapat segera terealisasi.
Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu menyebut pendanaan FLPP 800.000 unit memerlukan lebih dari Rp70 triliun, jauh melebihi alokasi saat ini.
BTN berencana menerbitkan obligasi yang dijamin pemerintah dan mencari pinjaman luar negeri sebagai alternatif sumber pendanaan tambahan.
Wamen BUMN Kartika Wirjoatmodjo mendukung penerbitan obligasi BTN dengan tenor 15 tahun untuk mencapai pendanaan hingga Rp150 triliun per tahun.
Wamenkeu Suahasil Nazara mengungkapkan, usulan peningkatan kuota FLPP akan dibahas dalam RAPBN 2025, termasuk opsi sumber pendanaan baru.
OJK juga mendukung program ini dengan memastikan implementasi PP 47/2024 tentang hapus tagih kredit macet membantu pengajuan KPR subsidi.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae menyatakan penghapusan utang macet membantu petani dan nelayan mendapat akses kredit.
Program 3 Juta Rumah diharapkan menjadi solusi nyata bagi masyarakat yang selama ini tinggal di rumah tidak layak atau pemukiman kumuh.