StockReview.id – Wall Street pada pekan lalu diwarnai aksi investor Amerika Serikat (AS) yang mencari keuntungan di luar negeri. Hal itu untuk mendapatkan pengembalian saham yang lebih baik dalam beberapa bulan mendatang.
Mengutip Reuters, indeks saham AS telah pulih untuk memulai tahun ini setelah melewati tahun 2022 yang sulit, tetapi masih tertinggal dari pasar modal internasilnal lainnya.
Investor bertaruh saham Eropa dan pasar internasional lainnya memiliki valuasi yang lebih menarik setelah periode dominasi AS yang lama.
Seperti indeks STOXX 600 Eropa (.STOXX) telah naik sekitar 17% sejak akhir kuartal ketiga, dibandingkan 11% untuk benchmark AS S&P 500. Ukuran saham global MSCI, tidak termasuk AS, telah meningkat lebih dari 20% selama waktu itu.
Menurut investor, saham Eropa juga telah diuntungkan karena musim dingin yang ringan. Sejauh ini, hal itu telah membantu kawasan Benua Biru terdampak krisis energi yang dikhawatirkan sebelumnya.
Selain itu, memoderasi harga komoditas telah membantu pasar saham, seperti halnya pembukaan kembali ekonomi China dan dolar yang lebih lemah. Komoditas pun diharapkan terus menguat.“Secara relatif, kami mendapat lebih banyak uang, sekarang mengejar peluang yang lebih baik di luar AS, yang tidak terjadi beberapa tahun terakhir,” kata Martin Schulz, kepala grup ekuitas internasional di Federated Hermes dilansir dari Reuters, Senin (16/1/2023).
Federated Hermes mengatakan minggu ini sedang bergeser dari pandangan “sedikit bearish” pada saham menjadi “cukup positif”, seluruhnya dengan menambah pasar internasional.
Saham AS telah lama goyang di atas rekan-rekan indeks internasional. Seperti S&P 500 naik lebih dari 460% dari posisi terendah selama krisis keuangan besar pada Maret 2009 hingga tahun lalu, dibandingkan dengan kenaikan 170% untuk STOXX Eropa selama waktu itu.