StockReview.id – Saham Nissan turun lebih dari 10% setelah laporan kuartalan mengecewakan dirilis.
Produsen mobil Jepang ini berencana memangkas kapasitas produksi global sebesar 20% dalam waktu dekat.
Pada hari Jumat, saham Nissan jatuh ke 368,5 yen, level terendah sejak September 2020.
Penurunan tajam saham ini juga terkait pengumuman pengurangan 9.000 staf secara global.
Baca Juga: Pasar Eropa Diperkirakan Melemah Saat Pembukaan Selasa
Nissan melaporkan kerugian kuartal kedua sebesar 9,3 miliar yen untuk periode hingga akhir September.
Kerugian ini berbalik dari laba bersih 190,7 miliar yen yang dicapai pada periode sama tahun lalu.
Laba operasional Nissan juga menurun drastis hampir 85% menjadi 31,9 miliar yen.
Pendapatan perusahaan turun 5% menjadi 2,99 triliun yen dibandingkan tahun sebelumnya.
Perusahaan menurunkan perkiraan pendapatan tahunan menjadi 12,7 triliun yen dari 14 triliun yen.
Selain itu, Nissan memangkas proyeksi laba operasional tahunan dari 500 miliar yen menjadi 150 miliar yen.
Dewan direksi juga memutuskan untuk tidak membayar dividen interim tahun ini.
Perusahaan bahkan membatalkan perkiraan pembayaran dividen akhir tahun untuk pemegang saham.
Nissan mengakui situasi keuangan saat ini “sangat parah” dan akan segera mengambil tindakan perbaikan.
Langkah-langkah ini meliputi pengurangan karyawan dan berbagai biaya operasional lainnya.
Selain itu, Nissan berencana mengatur ulang portofolio aset dan mengutamakan pengeluaran yang lebih kritis.
Perusahaan menargetkan pemotongan biaya tetap sebesar 300 miliar yen dan biaya variabel 100 miliar yen.
Mereka berupaya mencapai struktur biaya yang lebih efisien menjelang tahun fiskal 2026.
Pada tahun tersebut, Nissan berharap mencetak laba meskipun penjualan turun ke angka 3,5 juta unit per tahun.
Volume penjualan pada paruh pertama tahun ini mencapai 1,6 juta unit, turun 1,6% dari tahun sebelumnya.
Sebagai upaya tambahan, CEO Makoto Uchida rela memotong 50% kompensasi bulanannya mulai November.
Para anggota komite eksekutif lainnya juga setuju mengurangi gaji mereka secara sukarela.