“Saya sudah sampaikan di Desember kemarin, bauksit stop (ekspor) bulan Juni. Sebentar lagi mau saya umumkan lagi (ekspor) tembaga stop tahun ini. Stop!” ujar Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat menjadi pembicara kunci di Mandiri Investment Forum 2023 seperti dikutipĀ Antara, Rabu (1/2).
Dalam kesempatan tersebut, Jokowi menambahkan, pertimbangan untuk menghentikan ekspor tembaga didasari hasil tinjauannya terkait progres pembangunan fasilitas pemurnian (smelter) milik PT Freeport Indonesia di Gresik, Jawa Timur, serta fasilitas serupa lain yang dibangun di Nusa Tenggara Barat (NTB).
“Saya cek kemarin smelternya Freeport dan smelter yang ada di NTB sudah lebih dari 50 persen jadi, Freeport itu sudah 51 persen. Jadi, berani kita stop,” ucapnya.
Selain itu, Presiden juga mengingatkan bahwa Indonesia saat ini telah menjadi pemilik mayoritas saham Freeport Indonesia. “Jadi, jangan terbayang-bayang lagi Freeport itu masih miliknya Amerika (Serikat),” tuturnya.
Pada januari 2020, Presiden Jokowi telah menerapkan larangan ekspor bijih nikel. Menurutnya, hilirisasi menciptakan lompatan nilai dari industri pertambangan nikel Indonesia, dari sebelumnya berkisar 1,1 miliar dolar AS menjadi 30-33 miliar dolar AS pada 2022.
Dalam kesempatan tersebut, Jokowi juga menitipkan kepada dunia perbankan agar turut berperan aktif dalam mengawal kebijakan hilirisasi pertambangan, salah satunya dengan memberi kemudahan ketika ada pengajuan kredit untuk pembangunan smelter.