StockReview.id – PT Golden Eagle Energy Tbk (SMMT) mencatat laba bersih senilai Rp244,43 miliar pada 2023. Nominal itu turun 32,53% year-on-year (yoy) dibandingkan periode sebelumnya senilai Rp362,33 miliar. Kondisi laba yang mengalami penurunan ternyata berdampak aba laba per saham SMMT yang mengalami pelemahan ke level Rp77,60 per saham, dari semula Rp115,03 per saham.
Pendapatan usaha SMMT terpangkas 3,14% yoy akibat penurunan penjualan batu bara di sejumlah pelanggan perseroan. Saat performa topline terguncang, beban pokok justru membengkak menjadi Rp838,89 miliar. Beban terbesar datang dari ongkos transportasi dan logistik yang naik menjadi Rp505,14 miliar, dari tahun sebelumnya yang hanya Rp366,94 miliar. Alhasil margin laba kotor SMMT jatuh hingga ke Rp177,37 miliar.
Biaya untuk pos umum dan administrasi ikut bertambah, terlebih perseroan menanggung denda pajak hingga Rp12,8 miliar. Namun, ini tertolong berkat keuntungan atas laba entitas asosiasi yang mencapai Rp185,65 miliar, demikian melansir keterbukaan informasi, Rabu (6/3/2024).
Sehingga laba sebelum pajak yang mencerminkan operasional SMMT mampu bertahan di angka Rp280,05 miliar, meskipun lebih rendah dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp463 miliar. Balance sheet SMMT akhir 2023 menunjukkan penurunan aset 14,79% yoy menjadi Rp1 triliun, seiring penurunan modal bersih atau ekuitas 21,37% yoy mencapai Rp799,52 miliar. Di sisi lain, jumlah kewajiban utang atau liabilitas naik 25,53% yoy menjadi Rp208 miliar, menyusul kenaikan utang pemasok.
Kas yang digenggam tersisa Rp43,88 miliar, berkurang signifikan dari awal tahun yang menembus Rp82 miliar. Ini terjadi sebagian besar akibat pengeluaran untuk pembayaran dividen.