Foto: Ilustrasi.

StockReview.id – Koka Indonesia (KOKA) menargetkan pertumbuhan kinerja di sepanjang 2023 ini.

Salah satunya dengan terus menggenjot perolehan laba, sehingga diharapkan dapat menembus angka Rp45 miliar hingga akhir tahun.

Proyeksi laba tersebut diharapkan dapat terealisasi dari nilai pendapatan perusahaan, yang pada saat yang sama ditarget mencapai Rp125 miliar.

Melansir laporan keuangan, hingga Maret 2023, KOKA membukukan pendapatan sebesar Rp69,54 miliar dan laba bersih sebesar Rp11,87 miliar.

“Ke depan, perseroan menargetkan untuk tetap meningkatkan kinerja secara positif,” ujar Direktur Utama KOKA, Gao Jing, dalam keterangan resminya, Kamis (12/10/2023).

Menurut Gao Jing, pencapaian target tersebut akan didukung oleh sejumlah keunggulan yang dimiliki perseroan.

Salah satunya adalah keberadaan KOKA yang tergabung dalam China-Indonesia Trade Association, sehingga perseroan memiliki jaringan yang kuat dengan perusahaan-perusahaan asing yang berpotensi menjadi klien.

“Selain itu, teknologi yang kami terapkan di Indonesia merupakan yang termutakhir dan didukung oleh sumber daya manusia yang berkompeten baik dari luar maupun dalam negeri,” tutur Gao.

Selain itu, KOKA juga telah resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Langkah ini merupakan upaya pengembangan strategis perseroan dalam meningkatkan kapasitas pendanaan dan tata kelola perusahaan yang lebih baik.

“Kehadiran KOKA sebagai perusahaan PMA dari Cina yang pertama melantai di BEI, diharapkan akan memberikan nilai tambah yang optimal kepada seluruh pemangku kepentingan perusahaan,” ungkap Gao.

Dalam gelaran penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) ini, KOKA menawarkan sebanyak 715,33 juta saham, atau 25 persen dari modal ditempatkan dan disetor.

Dari aksi korporasi tersebut, secara total perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi gedung ini mengincar dana segar sebesar Rp91,56 miliar.

Perseroan akan menggunakan sekitar 13,55 persen atau Rp15 miliar untuk belanja modal, meliputi pengadaan alat berat baru masing-masing berupa wheel loader sejumlah tiga unit dengan harga keseluruhan sebesar Rp3 miliar, truck crane sejumlah dua unit dengan harga sebesar Rp7,20 miliar, serta dua unit ekskavator seharga Rp4,80 miliar.

Pelaksanaan transaksi ini ditargetkan akan terealisasi selambat-lambatnya pada triwulan IV-2023 ini.

Perseroan telah menentukan vendor yang memiliki kredibilitas dan berpengalaman dalam penyediaan alat berat tersebut, yaitu PT Rimpac Daya Mitra selaku pihak ketiga yang memiliki kegiatan usaha sebagai distributor alat berat yang tidak memiliki hubungan afiliasi dengan perseroan.

Kemudian, sebesar 86,45 persen dana hasil IPO akan digunakan untuk modal kerja, meliputi antara lain pembayaran material bahan baku konstruksi, biaya logistik pengiriman, biaya operasional di lokasi proyek dan biaya administrasi yang timbul dalam proyek.