Foto: Ilustrasi.

StockReview.id – Pendapatan ByteDance Ltd. melonjak lebih dari 30 persen hingga melampaui USD80 miliar atau Rp1.198 triliun tahun 2022. Platform video durasi pendek TikTok dan Douyin terus menarik perhatian pengiklan dari pengguna media sosial.

Dilansir dari Bloomberg pada Senin (3/4/2023), pertumbuhan dua digit tersebut mengungguli sebagian besar raksasa internet global termasuk, Meta Platforms Inc. dan Amazon Inc. Dalam sebuah memo yang dirilis baru-baru ini, ByteDance Ltd. mengungkapkan bahwa pendapatan perusahaan naik dari sekitar USD60 miliar atau Rp897 triliun pada 2021.

ByteDance berhasil menyamai pencapaian Tencent. Operator WeChat tersebut meraup pendapatan sebesar USD80 miliar tahun lalu. Pencapaian ByteDance menunjukkan ketahanan perusahan di tengah ancaman larangan oleh Pemerintah dan Kongres Amerika Serikat (AS). Elite AS ingin melarang TikTok karena alasan keamanan nasional.
Larangan serupa telah dijalankan di India. Beberapa negara juga membatasi pengunaan TikTok oleh warga mereka, khususnya pegawai pemerintah dan pejabat.

TikTok memiliki lebih dari 150 juta pengguna bulanan di AS. Jumlah pengguna yang terus menanjak membuat banyak pengiklan beralih dari platform media lainnya ke TikTok Pertumbuhan kuat ByteDance dapat meningkatkan kepercayaan investor yang terguncang berbagai peristiwa global baru-baru ini. Akhir-akhir ini, ByteDance tercatat memiliki valuasi sekitar USD220 miliar, turun dari USD300 miliar pada September.