StockReview.id – Perusahaan pelayaran PT Trans Power Marine Tbk (TPMA) mencatatkan laba bersih senilai USD19,69 juta pada 2023. Jumlah itu setara Rp304,08 miliar (kurs JISDOR BI pada 29 Desember 2023, Rp15.439 per 1 USD).
Laba TPMA naik 37,76% year on year (yoy) dibandingkan 2022 yang mencapai USD14,29 juta. Alhasil ini mendongkrak laba per saham dasar TPMA menjadi USD0,0075 per saham dari semula, USD0,0054 per saham.
Performa positif bottom line terjadi seiring peningkatan pendapatan usaha yang mencapai USD66,58 juta, dari 2022 yang sebesar USD62,80 juta.
Segmen kapal tunda dan tongkang berkontribusi terhadap pemasukan sebesar USD48,27 juta. Sementara bisnis floating crane menyerap pendapatan USD18,30 juta.
Sebanyak 20% dari total pendapatan usaha perseroan berasal dari pelanggan PT Dian Ciptamas Agung, yang memberi pemasukan senilai USD13,74 juta, disusul PT Korintiga Hutani dan PT Borneo Indobara masing-masing di atas 10%.
Meski pendapatan tumbuh, beban langsung terlihat mampu dijaga menjadi USD41,65 juta, berkat penyusutan biaya bahan bakar. Sehingga marjin laba kotor masih bertahan positif menjadi USD24,92 juta.
Terjadi peningkatan dari sisi biaya umum dan administrasi menjadi USD5,05 juta akibat kenaikan anggaran gaji dan pembayaran pajak, ditambah kenaikan beban keuangan mencapai USD1,16 juta. Namun ini diimbangi dengan laba atas entitas asosiasi senilai USD1,17 juta.
Dengan demikian laba sebelum pajak TPMA masih sebesar USD20,49 juta, dari tahun sebelumnya di angka USD15,05 juta, demikian mengutip laporan keuangan audited TPMA, Senin (18/3/2024).
Dari sisi neraca, total aset TPMA naik 9,33% yoy menjadi USD117,40 juta. Ini terjadi seiring peningkatan jumlah kewajiban utang atau liabilitas sebesar 34,13% yoy menjadi USD24,88 juta, dan modal bersih atau ekuitas 4,15% yoy menjadi USD92,52 juta.
Adapun pada akhir 2023 kas yang digenggam masih bertahan di angka USD15,2 juta.