Ekonomi

Utang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.798 Triliun

×

Utang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.798 Triliun

Sebarkan artikel ini
Bank Indonesia. (Istimewa)

StockReview.id – Utang luar negeri (ULN) Indonesia pada kuartal III-2024 mencapai US$427,8 miliar, naik 8,3% dari tahun sebelumnya.

Dengan kurs saat ini, angka tersebut setara dengan Rp6.797,74 triliun, menurut laporan Bank Indonesia (BI).

Peningkatan ULN terutama bersumber dari sektor publik, yaitu pemerintah dan bank sentral.

“Pertumbuhan ULN ini didorong oleh penarikan pinjaman luar negeri dan aliran modal asing pada Surat Berharga Negara,” ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Ramdan Denny Prakoso, dalam siaran pers Jumat (15/11).

Baca Juga: Utang Luar Negeri Pemerintah Meningkat Menjadi US$ 194,3 Miliar

Pada kuartal sebelumnya, ULN pemerintah sempat mencatat kontraksi, tetapi kini naik 8,4%.

Di sisi lain, utang luar negeri sektor swasta mengalami kontraksi sebesar 0,6%, turun menjadi US$196 miliar.

Kontraksi ULN swasta terjadi karena penurunan utang lembaga keuangan, yang menyusut 3,2% pada kuartal ini.

Sebagian besar ULN swasta berasal dari sektor industri pengolahan, jasa keuangan, pengadaan listrik dan gas, serta pertambangan.

Empat sektor tersebut menyumbang 79,3% dari total ULN swasta, dengan mayoritas berupa utang jangka panjang.

Porsi utang jangka panjang di ULN swasta mencapai 75,3%, menunjukkan dominasi pada kategori tersebut.

Meski ULN meningkat, BI menilai struktur utang luar negeri Indonesia masih berada dalam kondisi sehat.

Rasio ULN terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) tercatat sebesar 31,1%, dengan mayoritas berbasis jangka panjang.

Sebesar 84,2% dari total ULN Indonesia berupa utang jangka panjang, yang lebih stabil.

Bank Indonesia dan pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam mengelola struktur ULN secara berkelanjutan.

“Peran ULN akan dioptimalkan untuk mendukung pembiayaan pembangunan dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional,” kata Ramdan.

Upaya pemantauan ULN berjalan untuk meminimalkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas ekonomi.

Struktur utang yang sehat akan membantu menjaga kestabilan perekonomian di tengah tantangan global.

Dengan pengelolaan yang optimal, ULN akan tetap berkontribusi positif terhadap pembangunan jangka panjang.