StockReview.id- Pemerintah Provinsi Jawa Barat terus mendorong kolaborasi dan sinergi dengan berbagai pihak dalam penanganan tuberkulosis (TBC), khususnya temuan kasus TBC di masyarakat. Pasalnya, TBC merupakan penyakit menular yang menjadi masalah bersama. Untuk itu, Pemprov Jabar bekerja sama dengan US AID menggulirkan program Bebas TBC dengan membidik 5 wilayah di Jawa Barat.

Kelima lokasi itu di antaranya adalah Kabupaten Bogor, Kota Bandung, Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, dan Kabupaten Bandung. “Ini akan dicoba dari mulai masalah manajemen termasuk peran serta masyarakat,” kata Plh Asda Jabar, Dodo Suhendar kepada wartawan di Bandung, Rabu (21/2/2024).

TBC merupakan penyakit yang berisiko pada kematian. Dalam satu tahun, diperkirakan ada 134 ribu kematian karena penyakit ini. Artinya, terdapat 15 kematian setiap jam. Tidak hanya membunuh, yang memberatkan adalah jika TBC menimpa anak-anak. Apalagi, jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, peningkatan kasus TBC cukup tajam.

“Secara nasional, temuan kasus TBC sebesar 40 persen, temuan TBC anak sampai 250 persen. Ini menjadi perhatian, karena ada hubungan dengan stunting. Jika gizi jelek, anak mudah stunting. Dan anak dengan TBC, gizinya jelek,” jelasnya.

Adapun, Deputy Chief US AID Bebas TBC, Prima Setiawan mengatakan Penanganan kasus TBC dinilai sangat penting maka diterapkan di empat provinsi dengan angka kasus paling tinggi seperti Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Program ini bukan hanya ditujukan bagi penderita TBC melainkan lingkungan sekitar sehingga Dinas Kesehatan tidak bisa bekerja sendiri karena bukan hanya kesehatan tapi juga bagaimana melibatkan OPD, organisasi profesi juga LSM termasuk media massa.

“Penyakit ini sering terjadi disebabkan karena perilaku masyarakat itu sendiri,” ujarnya.

Untuk tahap awal, pihaknya akan menerapkan program tersebut di lima wilayah Jawa Barat yang selanjutkan wilayah-wilayah terseyakan menjadi percontohan bagi 27 kabupaten/kota di Jawa Barat.