StockReview.id – Presiden Joko Widodo mengungkapkan bahwa tantangan pemulihan ekonomi negara-negara di kawasan Asia Tenggara (ASEAN) bakal lebih berat. Apalagi dampak dari adanya resesi global.
“Meskipun proyeksi pertumbuhan ekonomi rata-rata masih terus positif, namun ke depannya, tantangan ekonomi kawasan akan makin berat apalagi dengan ancaman resesi. Untuk itu, saya ingin fokus pada tiga hal,” kata Presiden Jokowi, Minggu (13/11/2022).
Pada sambutannya di acara ASEAN Global Dialogue Ke-2: Post Covid-19 Comprehensive Recovery di Hotel Sokha, Phnom Penh, setidaknya ada 3 fokus pekerjaan untuk memitigasi adanya dampak tersebut.
Salah satunya perdagangan dunia yang harus diatur dengan mempertimbangkan hak pembangunan negara berkembang. Sebab saat ini masih banyak negara berkembang yang kesulitan saat ingin melakukan hilirisasi.
“Apakah dengan mengeskpor bahan baku mentah negara berkembang dapatkan keuntungan yang memadai? Jawabannya tidak. Untuk itu, negara berkembang terus memperjuangkan hak untuk hilirisasi,” tegas Presiden Jokowi.
Kedua adalah penguatan fiskal negara ASEAN untuk menciptakan stabilitas keuangan. Demikian pula dengan efisiensi belanja dan mengalokasikan ke program mitigasi dampak krisis harus menjadi prioritas termasuk jaring pengaman bagi rakyat kurang mampu.
“Dukungan pada sektor yang memiliki dampak terhadap ekonomi kawasan juga harus diprioritaskan. ADB telah mengidentifikasinya seperti pariwisata, agro-processing, dan tekstil. Sektor-sektor ini penting karena melibatkan UMKM yang wakili 90% dunia usaha ASEAN,” lanjut Presiden.
Ketiga menurut Presiden Jokowi adalah penguatan dukungan keuangan dari lembaga internasional dalam merespon krisis dan meminimalisir dampak yang diakibatkan melalui berbagai instrumen keuangan yang fleksibel.
“Dukungan ini penting bagi ASEAN untuk antisipasi memburuknya krisis ke depan, salah satunya dengan perkuat infrastruktur keuangan di kawasan, termasuk sinergi kebijakan finansial,” pungkasnya.