Ekonomi

Hilirisasi IMIP Morowali Banjiri Pasar Global, Ekspor Tembus Puluhan Miliar Dolar

×

Hilirisasi IMIP Morowali Banjiri Pasar Global, Ekspor Tembus Puluhan Miliar Dolar

Sebarkan artikel ini

Produk hilirisasi IMIP Morowali seperti aluminium, nikel, dan baja menembus pasar global. Nilai investasi tembus US$34,3 miliar dengan 90 ribu tenaga kerja.

StockReview.id – Produk hilirisasi dari kawasan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) di Morowali, Sulawesi Tengah, terus mendominasi pasar global. Komoditas seperti aluminium, nikel, baja tahan karat, hingga bahan baku baterai kendaraan listrik dari kawasan industri tersebut kian meningkat produksinya seiring dengan lonjakan permintaan internasional.

Dalam kunjungan Media Indonesia pada 20-23 Juli 2025, ribuan ton produk hilirisasi tampak siap diekspor ke berbagai negara. PT Hua Chin Aluminum Indonesia (HCAI), misalnya, mampu memproduksi 3,7 juta ton aluminium per tahun. Dengan asumsi harga Rp30 juta per ton, nilainya mencapai sekitar Rp3,33 triliun per tahun. Sebagian besar produksi HCAI diekspor ke Eropa dan Asia, dengan tenaga kerja 1.446 orang, mayoritas warga Sulawesi Tengah.

Selain aluminium, PT CNGR Dung Xing New Energi (CNGR) juga menjadi pemain penting. Perusahaan patungan antara CNGR Advanced Material Co., Ltd., dan Rigqueza International PTE., Ltd. ini memproduksi nikel dengan kadar hingga 80% yang digunakan untuk interior pesawat dan kereta cepat. CNGR juga memproduksi nikel katoda dengan kapasitas 60 ribu ton per tahun, sebagian besar untuk ekspor.

Direktur Komunikasi PT IMIP, Emilia Bassar, menyebut kawasan industri seluas 2.000 hektare tersebut akan diperluas menjadi 5.000 hektare, dengan 50 tenant dari Tiongkok, Jepang, Korea, Australia, dan Indonesia. Tenant besar di antaranya adalah Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS), Dexin Steel Indonesia (DSI), QMB New Energy Materials, Huayue Nickel Cobalt Indonesia (HYNC), dan Merdeka Tsingshan Indonesia (MTI).

Berdasarkan data IMIP, sejak 2015 hingga 2024, nilai investasi di kawasan industri ini sudah mencapai US$34,3 miliar, sementara devisa dari ekspor pada 2024 mencapai US$15,44 miliar. Kawasan tersebut juga menyerap 90 ribu tenaga kerja, 93% di antaranya adalah warga lokal Sulawesi.