StockReview.id – PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dan PT Bahodopi Nickel Smelting Indonesia (PT BNSI) resmi melakukan pembangunan proyek pertambangan dan pengolahan (smelter) nikel rendah karbon terintegrasi di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah.
Nilai investasi pembangunan proyek smelter ini hingga Rp37,5 triliun. Peresmian dilakukan dengan peletakan batu pertama untuk lokasi pertambangan sekaligus untuk pabrik pengolahan nikel. Lokasi pertambangan berada di Kecamatan Bungku Timur dan Bahodopi, sementara lokasi pabrik pengolahan berada di Desa Sambalagi Kecamatan Bungku Pesisir.
Dalam proyek ini, INCO berperan penuh dalam pembangunan dan pengoperasian fasilitas pertambangan, sementara PT BNSI akan bertanggung jawab atas pembangunan dan pengoperasian pabrik pengolahan.
Smelter yang akan dibangun di Sambalagi nantinya akan menggunakan teknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF). Dengan didukung oleh sumber listrik dari gas alam, smelter tersebut akan menjadi pabrik yang andal, hemat energi, dan ramah lingkungan.
Presiden Direktur INCO, Febriany Eddy menjelaskan, pembangkit listrik gas alam akan menjadi kontributor utama untuk mengurangi emisi karbon dari keseluruhan operasi proyek ini.
Dia menambahkan, pengurangan emisi karbon telah menjadi bagian dari peta jalan keberlanjutan perseroan, dengan target pengurangan emisi karbon hingga 33% pada 2030.
“Kehadiran proyek Morowali ini adalah representasi komitmen kami menjadi produsen nikel yang andal dan berkelanjutan bagi Indonesia dengan jejak karbon terendah,” kata Febriany dalam keterangan resminya, Minggu (12/2/2023)
Febriany mengatakan, perseroan akan terus berkomitmen untuk menerapkan praktik-praktik pertambangan terbaik yang dilakukan di Blok Sorowako ke Morowali.
Dalam pembangunan proyek ini, INCO dan mitra mengalokasikan total biaya investasi hingga Rp37,5 triliun dengan kapasitas produksi sebesar 73 ribu ton per tahun.
“Selain menyukseskan program hilirisasi pemerintah, kami juga ingin berkontribusi untuk masyarakat dan bumi kita,” ujar Febriany.
Sementara itu, Presiden Komisaris Vale dan Wakil Presiden Eksekutif bisnis Base Metal Vale, Deshnee Naidoo mengungkapkan, peletakan batu pertama yang dilakukan akan memperkuat komitmen kuat perusahaan kepada rakyat Indonesia.
Juga, terus mendorong kemajuan dengan akselerasi yang dilakukan melalui jalur pertumbuhan bernilai miliaran dolar.
“Kami bersemangat untuk mewujudkan proyek pertumbuhan yang kritikal, yang akan menghasilkan produksi nikel rendah karbon dengan aman dan berkelanjutan, serta mendukung rantai pasokan domestik untuk bahan transisi energi dan kendaraan listrik,” kata Deshnee.
Proyek Morowali diharapkan mampu membawa multiplier effect untuk masyarakat setempat. Pemerintah setempat juga mendukung realisasi terhadap komitmen INCO untuk beroperasi, dengan memperhatikan lingkungan hidup.
Proyek Morowali secara keseluruhan, baik di area penambangan dan area pabrik pengolahan, akan menyerap hingga 15 ribu tenaga kerja pada fase konstruksi dan sekitar 5 ribu tenaga kerja pada fase operasional.