Foto: Ilustrasi.

StockReview – Melalui PT Kalimantan Aluminium Industry (KAI), PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) aktif berpartisipasi di industri hilir mineral di Indonesia.

Grup Adaro pertama kali mengumumkan minat pada bisnis smelter aluminium pada akhir tahun 2021 dan dalam kurun waktu setahun, perusahaan berhasil mendapatkan mitra-mitra dan komitmen offtake.

ADMR akan memimpin proses transformasi Grup Adaro untuk mendukung ekonomi hijau. Pada tanggal 13 November 2022, ADMR menandatangani Nota Kesepahaman dengan Hyundai Motor Company (“HMC”) pada acara pertemuan B20 di Bali.

Berdasarkan Nota Kesepahaman tersebut, HMC mendapatkan hak untuk membeli aluminium yang diproduksi KAI pada tahap awal, dan hak atas negosiasi pertama untuk membeli aluminium karbon rendah yang akan diproduksi KAI (volume offtake belum ditentukan, pada kisaran sekitar 50 ribu sampai 100 ribu ton aluminium per tahun).

Pada tanggal 20 Desember 2022, KAI menandatangani Perjanjian Penyertaan Saham Bersyarat dengan Aumay Mining Pte. Ltd. (“Aumay”) dan PT Cita Mineral Investindo Tbk (“CITA”), yang Jepang 35% China 31% India 19% Lainnya 15% 5 mana menurut perjanjian tersebut, kepemilikan KAI akan meliputi ADMR 65% (melalui perusahaan anaknya), Aumay 22,5%, dan CITA 12,5%.

Perolehan dari transaksi ini akan digunakan untuk mengembangkan smelter aluminium KAI yang akan menjadi proyek pertama kawasan industri hijau di Kalimantan Utara. Fase 1 smelter aluminium ini akan memproduksi 500.000 ton aluminium per tahun.

Konstruksi jeti, persiapan lahan, serta infrastruktur pendukung lainnya untuk smelter aluminium ini telah dimulai, dan fase pertama proyek ini diperkirakan akan rampung pada semester pertama tahun 2025 karena konstruksi diperkirakan akan memakan waktu sekitar 24 bulan.

Pada FY22, ADMR mencatat 2 (dua) insiden lost-time injury (LTI). ADMR mencatat 0,24 lost-time injury frequency rate (LTIFR) dan 7,54 severity rate (SR) dengan total jam kerja 8.353.087 jam selama tahun ini. Program Adaro Zero Accident Mindset (AZAM) untuk memperkuat budaya keselamatan para pekerja dan kontraktor terus diimplementasikan di seluruh bagian perusahaan.

Program-program K3 difokuskan pada implementasi Praktik-Praktik Penambangan yang Baik, di antaranya melalui penilaian risiko kesehatan dan keselamatan, inspeksi tempat kerja, inspeksi HIKK, dan pengawasan lingkungan kerja. Pada kuartal ini, ADMR melakukan audit wajib terhadap sistem manajemen keselamatan pertambangan (SMKP) untuk seluruh perusahaan anak dan kontraktor.

Dalam hal lingkungan, komitmen ADMR untuk melindungi lingkungan diterapkan melalui program-program studi keanekaragaman hayati, pengolahan air asam tambang, penanaman kembali area disposal penambangan, pengelolaan limbah berbahaya, dan pengawasan kepatuhan lingkungan.

ADMR sedang merevisi AMDAL PT Maruwai Coal dan PT Lahai Coal dalam rangka meningkatkan kapasitas produksi dan memulai aktivitas penambangan di blok BARA untuk PT Lahai Coal.

PT Maruwai Coal mendapatkan ISO 14001:2015 dan ISO 45001:2018 untuk sistem manajemen terpadu dari lembaga sertifikasi PT BSI Group Indonesia. PT Maruwai Coal mendapatkan Peringkat Emas pada ajang Indonesian Sustainable Development Goals Award (ISDA) untuk program pemberdayaan “Posyandu” dalam rangka pencegahan “AKI/AKB” di Murung Raya, Kalimantan Tengah. Penghargaan ini diberikan oleh Corporate Forum for CSR Development.

PT Maruwai Coal mendapatkan Peringkat PROPER Biru dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. PT Maruwai Coal mendapatkan Penghargaan Utama untuk kategori Pengelolaan Teknik Pertambangan, dan PT Lahai Coal mendapatkan Penghargaan Pratama untuk Pengelolaan Lingkungan Hidup untuk Pertambangan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.