StockReview.id – Adaro Energy (ADRO) telah menyerap belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar USD269 juta atau setara Rp4,12 triliun.
Realisasi capex dalam enam bulan pertama tahun ini meningkat 71% dibanding periode yang sama tahun lalu. Perseroan pada 2023 mengalokasikan dana capex sekitar USD500 juta hingga USD600 juta.
Adapun pengeluaran belanja modal pada paruh pertama tahun ini, terutama digunakan untuk pembelian dan penggantian alat berat dan kapal. Selain itu, investasi pada smelter aluminium dan fasilitas pendukung serta investasi pada infrastuktur.
Presiden Direktur dan Chief Executive Officer Garibaldi Thohir atau Boy Thohir mengatakan, perseroan siap untuk ambil bagian dalam inisiatif hilirisasi Indonesia melalui smelter aluminium, yang mendapatkan pemenuhan keuangan di Mei 2023 lalu.
“Hal ini menekankan komitmen kami terhadap pertumbuhan yang berkelanjutan di jangka panjang melalui strategi tiga pilar,” kata dia dalam keterangan resminya di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI).
Sementara itu, perseroan pada semester I tahun ini mencatat penurunan kinerja imbas terkoreksinya harga batu bara, dengan harga jual rata-rata (ASP) susut 18%.
Pendapatan usaha tercatat sebesar USD3,48 miliar, turun 1,75% dibanding periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy) sebesar USD3,54 miliar. Sedangkan laba bersih susut 27,9% menjadi USD873,8 juta dari semester I-2022 sebesar USD1,2 miliar.
Hal ini terjadi di tengah meningkatnya produksi dan penjualan sebesar 19%, masing-masing menjadi 33,41 juta ton dan 32,62 juta ton.